Tuesday, 31 January 2023

Kiat Menulis Cerita Fiksi



Resume Ke              : 10, Gelombang 28
Hari tanggal            : Senin, 30 Januari 2023
Tema                        : Kiat Menulis Cerita Fiksi
Narasumber           : Sudomo, S. Pt
Moderator              : Bambang Purwanto, S. Kom. Gr

Sekilas tentang Sudomo, S. Pt :
Guru IPA SMP Negeri 3 Lingsar | Ketua Komunitas Guru Penggerak Lombok Barat | Penulis Buku 'Di Penghujung Pelukan (Mediakita), 'Pahlawan Antikorupsi: Sudah Adil, Kok!' (Funtastic MnC Gramedia), 'Tim Pencari Pesawat Sederhana' (Penerbit ANDI)

Kiat Menulis Cerita Fiksi

Penyampaian materi oleh narasumber diawali dengan akan berbagi dengan menggunakan alur MERDEKA, yaitu Mulai dari Diri, Eksplorasi Konsep, Ruang Kolaborasi, Demonstrasi Kontekstual, Elaborasi Pemahaman, dan Aksi Nyata. 

Mulai dari Diri. Pada alur ini, narasumber ingin kita bisa berbagi tentang pengalaman peserta dalam menulis cerita fiksi. Para peserta bisa mengirimkan cerita singkat terkait pengalaman. Bisa pengalaman mengalami kendala memulai menulis cerita fiksi. Bisa juga tantangan yang dihadapi saat menulis cerita fiksi. Bisa juga mungkin pengalaman telah menerbitkan buku fiksi. Peserta diminta ceritakan pengalamannya singkat ke nomor 088809405468. Waktunya dibatasi sampai 19.30 WIB. Banyak peserta yang cerita tentang pengalaman dalam menulis fiksi, peserta banyak ceritera tentang kesulitan dan kekurangannya dalam menulis fiksi, dan oleh narasumber langsung diberikan masukan dalam agar tetap semangat dalam menulis fiksi. 

Eksplorasi Konsep. Pada alur ini, peserta dipersilahkan mempelajari secara mandiri materi yang telah siapkan dalam bentuk cerita pendek. Peserta bisa membaca dan membuat catatan/pertanyaan terkait materi yang ingin digali lebih dalam lagi. Silakan dibaca di tautan ini https://s.id/MateriSudomo 

Garis besar materi dalam link tersebut  adalah alasan mengapa harus menulis cerita fiksi, syarat bisa menulis cerita fiksi, bentuk-bentuk cerita fiksi, unsur-unsur pembangun cerita fiksi, dan tips menulis cerita fiksi. Narasumber membagikan beberapa poin penting materi  malam ini. Terutama untuk hal-hal yang mungkin baru bagi peserta pelatihan yaitu :  

Fiksimini, yaitu fiksi singkat yang hanya terdiri dari beberapa kata saja. Berikut adalah contoh fiksimini yang terkenal For sale: baby shoes, never worn, Jika diperhatikan, secuil kalimat itu memiliki maknanya luas dan dalam.  Flash fiction, yaitu cerita kilat dengan kekhususan jumlah kata. Biasanya mengandung plot twist. Selanjutnya adalah terkait unsur pembangun cerita fiksi yang perlu ditambahkan adalah premis. Premis adalah ringkasan cerita dalam satu kalimat. Contoh premis: Seorang anak yang berjuang melawan penyihir jahat demi kedamaian dunia. Itu adalah premis dari novel Harry Potter. Kekuatan premis adalah mampu menggambarkan novel yang tebal hanya dalam satu kalimat saja. Premis mengandung unsur, yaitu tokoh, tantangan, tujuan tokoh, dan resolusi.  

Ruang Kolaborasi. Pada alur ini narasumber memberikan beberapa kalimat, silakan peserta lanjutkan sendiri menjadi satu paragraf nanti di dalam resume. Berikut ini adalah kalimat yang bisa Bapak/Ibu lanjutkan:

Perlahan suara-suara itu menghilang. Dalam gulita aku menggigil sendirian. Mendadak bulu kudukku meremang. Terdengar suara di kejauhan. Semakin lama kian mendekat, semakin terdengar jelas suara tersebut. Membuat hati tambah takkaruan karena rasa ketakutan yang memang semakin merasuk dalam hati ini. Hati ini tetap merasakan betapa rasa ketakutan ini tidak bisa disembunyikan. Semoga  kondisi ini bisa berlalu dengan cepat dan hati bisa kembali tenang.  

Demonstrasi Kontekstual. Pada alur ini silakan peserta menuliskan 5 tema yang paling peserta sukai dan kuasai. Peserta menuliskannya di notes HP atau docs atau di mana saja. Peserta boleh juga menambahkannya di dalam resume nantinya. Tidak dilarang juga,  hanya mengingatnya dalam pikiran. 

Elaborasi Pemahaman. Pada alur ini kita akan lebih melakukan tanya jawab. Silakan peserta mengirimkan pertanyaan terkait materi terutama menyangkut hal-hal yang ingin diperdalam lagi. Pertanyaan dikirm ke nomor 088809405468. 

Berikut ini beberapa pertanyaan dari para peserta : 
Pertanyaan 1 :
Evridus Mangung, Peserta KBMN 28. cerita fiksi adalah cerita yang didominasi oleh daya imajinasi pengarang. Pertanyaan adalah adakah latihan khusus agar daya imajinasi penulis benar-benar bisa bekerja optimal dalam menyusun sebuah karya fiksi?
Jawaban :
Terima kasih, Pak Evridus. Terima kasih pertanyaannya. Pertanyaan yang luar biasa. Saya pribadi tidak pernah melakukan latihan khusus. Latihan khususnya adalah dengan terus konsisten menulis. Konsistensi ini akan membuat seorang penulis terbiasa nyaman menulis dalam kondisi apa pun.

Pertanyaan 2 :
Saya Ibu Umatun dari Magelang.sy sudah buat cerita tentang ibuku juga tentang almarhum ayahku apakah itu juga sdh betul? Saya masih pemula.jadi mohon penjelasan tentang bagaimana tips menulis cerita fiksi ? 
Jawaban : 
Terima kasih untuk pertanyaannya, Ibu Umatun. Tips menulis cerita fiksi, yaitu menumbuhkan niat, menentukan ide dan genre yang disukai dan kuasai, membaca karya fiksi orang lain, membuat kerangka, dan mulailah menulis kemudian menyelesaikannya.

Pertanyaan 3 : 
Saya telah menulis beberapa cerpen dan sebagian sudah saya ikutkan antologi bersama. Pernah ikut tantangan menulis cerpen bergenre rumah tangga, dapat separo dari yg dirargetkan, akhirnya mandeg di tengah jalan. Ketika menulis cerpen seringkali saya melenceng dari keinginan awal. Ketika saya ingin menulis cerpen untuk remaja atau dewasa, eh, melenceng ke cerpen anak. Kok bisa ya ? (Nanang Musafa', Trenggalek)
Jawaban : 
Banyak yang mengalami hal sama, Pak. Itulah pentingnya membuat outline/kerangka karangan dengan tujuan agar tulisan tetap berada di jalurnya. Istilahnya sebagai pengingat bagi kita ketika akan melanggar jalur.

Pertanyaan 4 :
Rinrin Siti Maemunah_Bandung Barat, Pertanyaan: Bagaimana cara membuat outline?
Jawaban : 
Berikut penjelasan terkait outline:
- Kerangka disusun berdasarkan unsur-unsur pembangun cerita fiksi 
- Menentukan tema agar pembaca mengerti lingkup cerita fiksi kita
- Membuat premis sesuai tema
- Menentukan uraian alur/plot berdasarkan unsur-unsurnya
- Menentukan penokohan kuat berdasarkan jenis dan teknik penggambaran watak 
  tokoh dengan baik 
- Menentukan latar/setting dengan menunjukkan sisi eksotis dan detail 
- Memilih sudut pandang penceritaan yang unik

Pertanyaan 5 : 
Saya Ibu Umatun dari Magelang saya sudah buat cerita tentang ibuku juga tentang almarhum ayahku. apakah itu juga sdh betul?
Demonstrasi kontekstual maksudnya bagaimana Bapak?
Jawaban : 
Agar menjadi cerita fiksi, cerita tentang ayah dan ibu bisa ditambahi bumbu penyedap, Bu. Jadi kisah nyata menjadi dasar menulis saja. Selanjutnya dikembangkan agar lebih menarik lagi.
Jadi, pada alur belajar ini, Ibu bisa menuliskan 5 tema apa saja yang bisa dijadikan cerita nantinya. Pilihlah tema yang disukai dan kuasai

Pertanyaan 6 : 
Imro'atus Sholihah_ Jombang Jatim                                                                              
Bagaimana kiat mudah membangun alur atau plot cerita fiksi?
Jawaban : 
1. Tentukan dulu jenis alur/plot yang ingin digunakan;
2. Memahami unsur-unsur alur/plot yang meliputi Pengenalan cerita, Awal konflik, 
    Menuju konflik, Konflik memuncak/klimaks, Penyelesaian/ending.

Pertanyaan 7 : 
Hesti Anshor_Makassar
Apakah sebuah kisah nyata boleh difiksikan dan bagaimana prosesnya?
Jawaban : 
Bisa. Prosesnya sama seperti menulis fiksi pada umumnya. Kisah nyata hanya dijadikan sebagai ide dasar saja. Pengembangan dilakukan dengan menambah bumbu misalnya konflik, tantangan tokoh, dll

Pertanyaan 8 : 
Dari Puspa Wijayanti, Tangerang Selatan
1) Bagaimana menulis fiksi berangkat dari kisah nyata yang apik? 
2) Bagaimana membuat / menciptakan karakter tokoh cerita.
     Bagaimana bisa membuat masing2 tokoh punya karakter yang kuat?
3) Bagaimana menerapkan POV 1 tanpa ego kita muncul disana?
Jawaban : 
1. Kuncinya tambahkan bumbu berupa konflik, hambatan/tantangan yang 
    dihadapi tokoh, ending yang menyentuh, dll;
2. Memberikan penjelasan selangkah demi selangkah terkait detail karakter, sifat, 
    watak dengan     metode show don't tell. Kemudian gambarkan tokoh
    melalui gaya bahasa, lingkungan tokoh, perilaku
3. Kunci menjaga netralitas penulis POV 1 adalah jangan baper. Tempatkan diri 
    sebagai penulis, bukan tokoh.

Pertanyaan 9 : 
Dari Hasbi Aprizal dari Kab. Sukabumi
Di dalam membuat cerita fiksi akan selalu ada dialog bagaimana kiat sukses membuat dialog yang menarik, terkadang suka disisipi dengan tanda baca, agar pembaca bersemangat melanjutkan bacaannya?
Jawaban : 
Kuncinya adalah buatlah dialog yang 'hidup'. Ciri-ciri dialog yang hidup itu tidak kaku, sesuai setting tempat cerita, dan ada aktivitas tokoh menyertai dialog.

Pertanyaan 10 : 
Dari  Rosjida Ambawani dari Ciamis.
1. Bolehkah dalam 1 cerita fiksi menggunakan kombinasi jenis alur/plotnya? Misal 
    saat awal cerita menggunakan alur mundur (flashback) lalu menggunakan alur maju?
2. Apa syarat atau ketentuan Premis? Dan di cerita fiksi ditempatkan di bawah judul?
Jawaban : 
1. Boleh
2. Syarat premis memenuhi unsur-unsur, yaitu tokoh, tujuan tokoh, tantangan,
    dan resolusi. Tidak perlu dituliskan di bawah judul, Bu. Premis adalah garis 
    besar cerita yang akan tulis

Untuk pertanyaan selanjutnya boleh  dituliskan di kolom komentar https://s.id/MateriSudomo 

Koneksi Antarmateri. Pada alur belajar ini, silakan peserta menuliskan kesimpulan dari materi belajar malam ini. Kesimpulan belajar malam ini, silakan peserta tuliskan di resume yang dibuat.

Aksi Nyata. Alur belajar ini, yaitu terkait dengan penerapan materi malam ini dalam bentuk tulisan, yaitu resume hasil belajar. Silakan peserta membuat resume hasil belajar malam ini di blog masing-masing. Bentuk resume bebas.

Materi lebih lengkap bisa ditonton di dalam video di bawah ini : 



Demikian resume pertemuan ke 10 ini, mudah-mudahan ada manfaatnya.

Salam literasi !


Monday, 30 January 2023

Mengurutkan Data

Mata pelajaran Informatika Kelas 7 SMP Negeri 2 Gamping
Pertemuan ke 2 Analisis Data 

Ada dua jenis pengurutan data yang dapat digunakan : 
a. Urutan Naik (Ascending
Pilihan Ascending akan mengurukan data berdasarkan kolom acuan yang dipilih dimulai dari data dengan nilai yang terkecil sampai terbesar. Bila data di kolom acuan berbentuk teks maka data akan diurutkan bedasarkan abjad dari A sampai Z.
b. Urutan turun (Descending) 
Kebalikan dari Ascending, pilihan Descending akan mengurutkan data berdasarkan kolom acuan yang dipilih dimulai dari data dengan nilai yang terbesar sampai nilai terkecil. Bila data di kolom acuan berbentuk teks, maka data akan diurutkan bedasarkan abjad dari Z sampai A.

Mengurutkan data dapat dilakukan dengan menjalankan perintah Sort yang terdapat di tab Data. Kita dapat mengurutkan dengan mengklik tombol sort A-Z untuk mengurutkan data secara Ascending atau tombol Z-A untuk mengurutkan secara Descending. Jika kita mengurutkan data dengan menggunakan tombol sort, maka kotak dialog Sort ditampilkan. Di kotak dialog tersebut kita dapat mengatur langkah-langkah mengurutkan data. Berikut langkah-langkahnya :
1. Pilih semua sel yang memuat data-data yang akan diurutkan termasuk kolom judul
2. Pada tab Data, klik tombol Sort, kotak dialog akan ditambpilkan 

3. Pada kotak dialog Sort by, pilih kolom yang akan menjadi acuan pengurutan
4. Pada kotak pilihan Sort On, pilihlah values
5. Pada kotak pilihan Order, pilih Langest to Smallest
6. Karena kita memilih data beserta dengan judul kolomnya, maka pastikan kotak my data has header  diberi tanda cek
7. Klik tombol Ok. Data yang dipilih akan diurutkan dengan acuan kolom yang dipilih


Latihan Soal :


Silahkan data diatas diurutkan secara Ascending dan Descending !

Saturday, 28 January 2023

MENULIS ITU MUDAH


Resume ke 9, Gelombang 28 KBMN PGRI

Hari/tanggal     : Jum'at, 27 Januari 2023
Judul                : Menulis itu Mudah 
Narasumber     : Prof. Dr. Ngainun Naim 
Moderator        : Lely Suryani, S.Pd.SD

Selamat pagi sobat semuanya !
Semoga aktivitas sepanjang hari ini kita semua selalu dalam lindungan Allah SWT. 

Aktivitas pagi hari ini, saya mulai dengan menulis resume ke 9 gelombang 28 KBMN PGRI, biasanya resume ini saya buat setelah kelas selesai, tetapi kali ini agak beda saya buat resumenya  pagi hari :

Tulisan ini akan saya mulai dari profil narasumber : 

Nama

:

Prof. Dr. Ngainun Naim, M.H.I.

Tempat Tanggal Lahir

:

Tulungagung, 19 Juli 1975

Alamat Kantor

:

IAIN Tulungagung, Jl. Mayor Sujadi Timur 46 Tulungagung 66221.

Alamat Rumah

:

Parakan RT 11 RW 04 Trenggalek

Pangkat/Jabatan/Golongan

:

Pembina Tk. 1/Guru Besar/(IV/b)

No Telp.

 

 

Kantor

:

0355-321513

HP

:

081311124546

NPWP

:

49.655.706.7-629.000

Rekening

:

BNI Tulungagung 0707402867
BRI Tulungagung 0110-01-005262-53-1

e-mail

 

naimmas22@gmail.com

Riwayat Pendidikan Formal

 

§  SDN Sambidoplang Sumbergempol Tulungagung, lulus tahun 1988

§  MTsN Tunggangri Kalidawir Tulungagung, lulus tahun 1991

§  MAN Denanyar Jombang, lulus tahun 1994

§  S-1  STAIN Tulungagung, lulus 1998

§  S-2  Studi Islam Universitas Islam Malang (UNISMA), lulus tahun 2002.

§  S3 Studi Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, lulus tahun 2011.

 
Jumlah semua buku yang sudah beliau tulis sebanyak 47 judul.  

WRITING IS EASY, Menulis itu mudah merupakan tema yang akan narasumber sampaikan dan bagikan dengan berbagai tips dan triknya.   

Narasumber memulainya dengan tidak akan menjelaskan bahwa menulis itu mudah atau sulit. Narasumber hanya ingin mengajak para peserta KBMN PGRI ini  bisa menulis. Caranya hanya satu yaitu dengan menulis.

Pertanyaannya adalah apa yang mau ditulis ? Narasumber mempunyai salah satu tulisan yang sederhana. Tulisan yang dibuat beliau beberapa tahun lalu. Beliau tulis dalam sebuah blog https://ngainun-naim.blogspot.com/2016/06/suatu-sore-di-bulan-ramadhan.html. Tulisan yang ada dalam blog tersebut ini hanya beberapa paragraf. Berkisah tentang suasana ramadhan di Alun-Alun Trenggalek tempat tinggal beliau. Tulisannya sederhana hanya beberapa paragraf saja. Narasumber juga mencontohkan tulisannya yang panjang yang sudah beliau posting https://www.spirit-literasi.id/2022/12/dari-wa-ke-dunia-nyata.html.

Intinya narasumber ingin menyampaikan salah satu kunci menulis yang mudah yaitu :

(1) Menulislah hal-hal sederhana yang kita alami.

Jadi pengalaman hidup sehari-hari itu sumber tulisan yang subur. Kita akan mudah menuliskannya karena kita menceritakan apa yang kita alami. Tinggal kita memilih aspek apa yang mau kita ceritakan. Jadi tidak usah bingung mencari ide.  Jadi ya apa yang kita alami sehari-hari, tulis saja  jangan takut salah atau jelek. Takutlah jika tidak menulis, ini dijalankan, menulis akan mudah.

 (2) Jangan menulis sambil dibaca lalu diedit.

Itu menjadi hambatan psikologis dalam menuangkan pikiran, nulis itu ya nulis. Keluarkan saja apa yang ada dalam pikiran secara bebas. Terus saja menulis, setelah selesai menulis atau karena sudah habis yang mau ditulis, tinggalkan dulu. Simpan di komputer jangan dibaca dulu. Cari suasana psikologis yang berbeda. Istilahnya endapkan dahulu, saat berbeda, misalnya nulisnya pagi, maka saat sore baru dibaca. Cermati kalimat demi kalimat, tambahkan ide yang ada jika memang perlu ditambah. Jika ada typo, perbaiki. Sebelum mengunggah ke blog narasumber selalu membaca ulang tulisannya. Prinsip narasumber meminimalkan hal yang tidak sesuai dengan keinginannya. Kenapa ? Karena tulisan kita adalah jejak kita.

(3) Menulis tentang perjalanan

Ini juga jenis tulisan yang mudah dibuat. Kita semua sangat sering melakukan perjalanan. Nah, apa-apa yang kita lakukan di perjalanan bisa kita tulis. Jika Bapak Ibu rekreasi, tulis saja hal-hal yang Bapak Ibu alami, itu mudah karena kita menjalaninya.

(4) Menulis Secara Ngemil

Narasumber memberikan satu lagi kunci menulis yang membuat menulis menjadi mudah, yaitu MENULIS SECARA NGEMIL. Sedikit demi sedikit. Narasumber nyaris setiap hari menulis beberapa jenis tulisan. Tidak banyak yang narasumber tuliskan untuk blog, hanya 3-5 paragraf saja, sedangkan untuk jurnal hanya 1 paragraf,  itu target minimal yang narasumber perjuangkan.

Itulah 4 hal yang narasumber sampaikan, 4 hal tersebut mudah untuk dipraktikkan. Kalau jenis tulisan ilmiah  narasumber mengatakan sudah  berbeda lagi. Setelah narasumber menyampaikan 4 hal tersebut, kemudian pelatihan dilanjutkan dengan tanya jawab.

Dari beberapa pertanyaan yang diajukan oleh peserta pelatihan, langsung dijawab oleh narasumber, dari beberapa pertanyaan tersebut, dapat disimpulkan yaitu  lawan terbesar dari seorang penulis adalah diri sendiri. Itu butuh perjuangan,  narasumber juga mengalaminya. Seiring perjalanan waktu, narasumber mengabaikan itu. Pokoknya narasumber menulis saja. Kualitas itu akan meningkat seiring dengan banyaknya karya yang dihasilkan. Tentu juga harus belajar tanpa henti. Sampai sekarang narasumber masih terus belajar, mencari informasi, menonton YouTube, membaca, dan terus menulis. Jadi teruslah menulis.

Demikian resume ke 9 gelombang 28 KBMN PGRI ini, mudah-mudahan ada manfaatnya.

Salam Literasi !!


Wednesday, 25 January 2023

Komitmen Menulis di Blog

 


KELAS BELAJAR MENULIS NUSANTARA (KBMN) PGRI 
Resume ke 8, Gelombang 28 
Hari/tanggal   : Rabu, 25 Januari 2023
Judul              : Komitmen Menulis di Blog   
Narasumber   : Drs. Dedi Dwitagama, M.Si
Moderator      : Sigid PN, SH


Profil Narasumber :

Sebagai Sekretaris Dewan Pendidikan Jakarta Pusat sejak tahun 2005-2009, 2009-2014, Wakil Sekretaris PGRI Jakarta Pusat sejak 2007-2009, Sekretaris Kelompok Kerja Kepala SMK (K3SK) DKI Jakarta sejak 2009-2012. Wakil Ketua PGRI Jakarta Utara 2010 – 2012.

Prestasi yang pernah diraih diantaranya; Nominator 16 Blog Pendidikan tingkat Nasional Pesta Blogger Indonesia 2011, Juara 3 Kepala Sekolah Berprestasi tingkat Provinsi DKI Jakarta (2008), Juara 1 Kepala Sekolah Berprestasi tingkat Jakarta Pusat (2008), Juara 2 e-Learnig Award tingkat Naasional, Pustekkom Depdiknas RI (2008), Juara 3 Kompetisi blog “I Love Mobile Blogging”: XL dan Dagdigdug (2008), Juara 1 Guru Berprestasi tingkat Provinsi DKI Jakarta (2004), dan lain-lain.

Alamat Rumah : Jl. E.1 No. 3 Cipinang Muara Raya Jatinegara – Jakarta Timur 13420 Indonesia, Telepon : (62-21) 8509054 – HP: (62) 812 8534 836

Email    : dwitagama@gmail.com
                dwitagama@yahoo.com

Pendidikan
• 2001 : Magister Sains Matematika Industri Jurusan Statistik – ITS Surabaya
• 1998 : Magister Manajeman SDM STIE IPWI Jakarta
• 1995 : Sarjana Pend. Matematika FP.MIPA IKIP Jakarta
• 1987 : Diploma III Pend. Matematika IKIP Jakarta
• 1983 : Jurusan IPA – SMA Negeri 35 Jakarta
• 1979 : SMP Negeri 19, Kebayoran Baru Jakarta
• 1976 : SD Mekarsari, Kebayoran Baru Jakarta Selatan

Untuk lebih jelas tentang profil, Drs. Dedi Dwitagama, M.Si, bisa langsung dicek di blog : 
https://dedidwitagama.wordpress.com, http://trainerkita.wordpress.com dan http://fotodedi.wordpress.com.

Komitmen Menulis di Blog

Malam ini pertemuan yang ke 8 di kelas belajar menulis nusantara PGRI di gelombang 28, materi malam ini adalah “Komitmen Menulis di Blog”, yang disampaikan oleh Drs. Dedi Dwitagama, M.Si, berikut ini adalah resume yang bisa penulis tuliskan dalam blog ini :   

Setiap orang punya pilihan untuk membuat diri bisa dikenang oleh orang lain, salah-satunya adalah dengan di dalam sebuah blog. Sebuah blog tidak akan bisa hilang, jejaknya akan terus muncul di internet.  Banyak para guru yang kita Idolakan  ketika kita searching di internet nama-nama orang yang kita idolakan tersebut tidak ada di internet. Jika nama-nama orang yang sudah berjasa dengan kita atau orang-orang yang kita idolakan tersebut tidak muncul dalam google sungguh sangat kita sayangkan, itu menandakan bahwa orang tersebut belum terkenal di internet, ini sangat memprihatinkan bahwa nama-nama orang yang kita idolakan tersebut kalah terkenal di internet dengan sebuah sandal jepit, meskipun sandal jepit tersebut sudah rusak sekalipun.

Kenapa hal itu bisa terjadi ? itu disebabkan karena dari guru idola kita atau dari orang-orang yang berjasa dengan kita, telah membimbing kita selama kita menempuh pendidikan mereka tidak mempunyai aktivitas di internet, maka kalau kita searching di google nama-nama tersebut tidak muncul di google. Ada pepatah yang mengatakan gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggal belang, manusia mati meninggalkan nama (kebaikan atau keburukan).

Supaya manusia mati meninggal hal kebaikan maka di era digital ini salah-satu caranya adalah dengan menulis di blog, bukankah sebaik-baiknya orang adalah yang mempunyai manfaat terhadap orang lain. Menulis di blog itu bebas, pakai bahasa yang kita kuasai, yang membuat guru-guru idola kita tidak dikenal oleh google karena mereka tidak melakukan aktivitas di internet.

Aktivitas kita memanfaat internet itu yang bisa dilacak oleh google, saat ini 3,31 juta guru di Indonesia, hanya sedikit menjadi guru hebat, karena mereka mayoritas tidak produktif. Produktif akan mendatangkan manfaat (memberi hasil, manfaat dan sebagainya) akan menguntungkan, apakah itu jadi buku, apakah jadi blog, ataukah jadi cuan  yang penting kita produktif dulu, lama-lama kita akan jadi ahli.   

Sementara mayoritas guru kita minimalis hanya melakukan hal-hal itu saja hanya ada di zona nyaman,  hanya  terpaku pakai seragam (ngapain gajinya sama saja, tidak mau produktif). Terlalu serius ? apakah kita terlalu serius bekerja, sehingga tidak bisa melakukan hal lain. Kalau kita terlalu serius kita tak punya waktu sendiri jadi kita tidak produktif. Kalau kita produktif kita akan jadi percaya diri, walaupun banyak rintangannya karena kita produktif.   Ceriterakan apa yang kita alami dituliskan di blog, karena kalau tidak pernah kita tuliskan di blog atau foto diupload di blog kalau suatu saat terjadi dengan bencana alam maka akan hilang, tetapi kalau kita tuliskan di blog, maka walaupun ada bencana alampun kita tetap punya dokumentasinya di blog. Era sekarang berbeda dengan  dulu, kalau dulu orang masih baca  buku atau kalau berpergian membawa buku atau kertas-kertas tetapi sekarang eranya sudah berubah ke digital, untuk membaca atau menulis orang tidak perlu membawa buku atau menggunakan kertas.  Sekarang saatnya kita harus meninggalkan jejak-jejak langkah kaki kita di internet supaya bisa dikenang oleh anak cucu kita mendatang,

Narasumber memberikan tips bagaimana agar kita konsisten menulis blog :
1. Tentukan Tujuan : bebas terserah kita
2. Fokus  : dalam waktu satu atau dua  tahun baru bisa dapat fokus bisa menentukan sendiri
3. Buat Outline : awalnya dirancang dulu (pikiran utama)
4. Mulai menulis : di blog tidak perlu panjang-panjang (tulisan diselesaikan)
5. Upload di blog : biarkan orang menilai apa  
5. Publish : mau di blog atau buku
7 . Ikut komunitas : saat ini banyak komunitas blog
8. Baca tulisan orang
9. Perkenalkan diri kita agar orang kenal dengan kita
10. Punya networking
11. Mulai hari-hari dengan bersyukur
12. Mulai dokumentasikan
13. Makan, ibadah, tebarkan cinta supaya panjang umur

Kesimpulannya "Tidak ada Keringat Yang Percuma"  

Demikian  resume dari malam hari ini, mudah-mudahan ada manfaatnya.

Salam literasi !!!

Monday, 23 January 2023

Mengatasi Writer's Block


Resume pertemuan ke 7, Gelombang 28 KBMN PGRI 

Hari/tanggal           : Senin, 23 Januari 2023

Judul                      : Mengatasi Writer's Block

Narasumber           : Ditta Widya Utami, S.Pd.Gr

Moderator             : Raliyanti, S.Sos., M.Pd


Profil Narasumber : 

Ditta Widya Utami, S.Pd.Gr. adalah salah satu guru IPA di SMPN 1 Cipeundeuy, Subang, Jawa Barat. Menikah dengan Muhammad Kholil, S.Pd.I. dan telah dikaruniai seorang anak laki-laki bernama Muhammad Fatih Musyfiq. Selain aktif di MGMP, anak kedua dari pasangan Dastewi, S.Pd. dan Tia Makmur Setiana, S.Pd. ini juga aktif di bidang literasi. 

Riwayat pendidikan :
- SDN Cipeundeuy Subang (1996-2002)            - 
SMPN 1 Cipeundeuy Subang (2002-2005)
- SMAN 1 Purwakarta (2005-2008)                    - 
Pendidikan Kimia UPI (2008-2012)
- PPG Daljab A3 UNM (2020)

Email & Blog : 
Email : dittawidyautami@gmail.com
Blog :
Blogspot (dittawidyautami.blogspot.com) 
Kompasiana (https://www.kompasiana.com/ditta13718)
Edublogs (https://jendelaipa.edublogs.org)
YouTube : ditta widya utami
Instagram/Twitter : @dittawidyautami                                                                      
LinkedIn : Ditta Widya Utami 

Prestasi dan karya-karya beliau bisa cek ke  :
https://dittawidyautami.blogspot.com/p/profil.html?m=1 


Mengatasi Writer's Block
Selamat malam bapak/ibu pembaca semua, salam sejahtera dan sehat selalu !
Malam ini saya akan menuliskan resume pertemuan ke 7 gelombang 28 KBMN PGRI, pertemuan ini di buka oleh moderator Ibu Raliyanti, S.Sos., MP.d, beliau membuka pertemuan ke 7 ini dengan membaca doa bersama dan menyampaikan susunan acaranya : 
Adapun agenda kegiatan malam ini:
1. Pembukaan
2. Paparan Materi
3. Tanya Jawab
4. Penutup
Utk tanya jawab bisa langsung japri ke nomor moderator yaitu : 081586462152 
Setelah dibuka dengan doa, kemudian saudara moderator mempersilahkan narasumber yaitu Ditta Widya Utami S.Pd.Gr.,  untuk menyampaikan materi malam ini, yang dimulai dengan menyampaikan profil narasumber. 

Narasumber  menyampaikan  beliau  mempunyai  blog di kompasiana dan di blogspot,  yaitu: 
https://www.kompasiana.com/ditta13718 dan https://dittawidyautami.blogspot.com,  Narasumber juga alumni kelas menulis yg kini bernama KBMN. Tepatnya alumni Gelombang Ke-7. 

Siapa pun yang ingin menjadi penulis andal, maka harus siap dengan prosesnya. Tak bisa instan tentu. Diperlukan jam terbang yang cukup banyak agar bisa menjadi seperti Omjay, Bunda Kanjeng, Pak Dail, Bunda Aam, Bu Rali, Mr. Bams, Prof. Eko, dan lainnya yang tak bisa disebut satu per satu. narasumber sendiri sudah senang membaca buku-buku cerita sejak kecil (sebelum SD). Senang menulis sejak di sekolah dasar (dalam buku diary). Lalu saat SMP, sering mengirim tulisan ke mading sekolah dan pernah menulis cerita di buku tulis yang dibaca bergiliran oleh teman-teman. 

Atas arahan guru Bahasa Inggris  saat itu, narasumber juga menulis diary dalam bahasa Inggris. Ketika SMA, narasumber masih tetap menulis diary. Beberapa teman dekat yang membaca diarynya sempat berkomentar bahwa tulisannya sudah seperti novel 😅.  

Bahwa menulis apa pun yang kita rasakan bisa menjadi self healing yang baik. Bahkan saat ini, beberapa psikolog ada yang menyarankan kepada para pasiennya untuk menulis sebagai salah satu cara mengatasi depresi dsb. Rupanya kebiasaan menulis tersebut memberi banyak manfaat bagi narasumber salah satunya dengan mengikuti lomba kreativitas mahasiswa, dan alhamdulillah narasumber menjadi juara. 

Disaat masih kuliah narasumber menulis proposal bersama teman-teman dan  berhasil mendapat dana hibah untuk asosiasi profesi dari Dikti hingga 40 juta. Di tahun 2009-2010 jumlah tersebut tentu sangat besar. Hingga akhirnya di awal masa pandemi, narasumber mengikuti kelas menulis bersama PGRI dan masuk di angkatan ke-7. Narasumber sangat bersyukur, karena berawal dari arahan untuk membuat resume, beliau kemudian kembali aktif menulis di blog. Bahkan berkesempatan menulis bersama Prof. Eko. Alhamdulillah menjadi 1 di antara 9 orang (angkatan pertama tantangan Prof. Eko) yang bukunya terbit di penerbit mayor. 

Banyak alasan kenapa orang mau menulis, ada yang menulis karena hobi, kebutuhan, tuntutan profesi, dan lain sebagainya. Apa pun alasannya, aktivitas menulis memang tak bisa lepas dari kita sebagai makhluk yang berbahasa dan berbudaya. 

Menulis adalah kata kerja yang hasilnya bisa sangat beragam. Oleh karena itu tak hanya novelis, cerpenis, jurnalis atau blogger, namun ada juga copywriter yg tulisannya mengajak orang untuk membeli produk, ada content writer yang bertugas membuat tulisan profesional di website, ada script writer penulis naskah film/sinetron, ada ghost writer, techincal writer, hingga UX writer, dll. 

Faktanya, penulis-penulis tersebut masih bisa terserang virus WB alias Writer's Block. Tak peduli tua atau muda, profesional atau belum, WB bisa menyerang siapa pun yang masuk dalam dunia kepenulisan. Oleh karena itu, penting bagi seorang penulis untuk mengenali WB dan cara mengatasinya. Karena WB ini bisa menjangkit dalam hitungan detik, menit, hari, minggu, bulan, bahkan tahunan. Tergantung seberapa cepat kita menyadari dan mengatasinya.


Sederhananya, WB adalah kondisi dimana kita mengalami kebuntuan menulis. Tak lagi produktif atau berkurang kemampuan menulisnya. Hal ini bisa terjadi dengan disadari atau pun tidak. Narasumber menjelaskan bahwa istilah writer's block sebenarnya sudah ada sejak tahun 1940an. Diperkenalkan pertama kali oleh Edmund Bergler, seorang psikoanalis di Amerika. 

Berkaca dari pengalaman, WB ini bisa terjadi berulang. Me-reinfeksi kita sebagai penulis. Itulah mengapa narasumber katakan WB ini sebagai "virus" yang sesekali bisa aktif bila kondisinya memungkinkan. Ibarat penyakit, tentu akan lebih mudah disembuhkan bila kita mengetahui faktor penyebabnya, bukan? Begitu pula dengan WB. Agar bisa terhindar atau segera terlepas dari WB, maka kita perlu mengenali penyebabnya. 

Berikut adalah beberapa hal yang dapat mengakibatkan WB :

Mencoba metode/topik baru dalam menulis sebenarnya bisa menjadi penyebab sekaligus obat untuk WB. Misal ketika jadi penyebab :
Ada orang yang senang menulis cerpen atau puisi. Kemudian tiba-tiba harus menulis KTI yang tentu saja memiliki struktur dan metode penulisan yang berbeda. Bila tak lekas beradaptasi, bisa jadi kita malah terserang WB.
Lalu bagaimana ini bisa menjadi salah satu obat WB? Jawabannya akan berkaitan dengan faktor penyebab WB yang kedua dan ketiga.
Dalam Kamus Psikologi, stres diartikan sebagai ketegangan, tekanan, tekanan batin, tegangan dan konflik.
Lelah fisik/mental akibat aktivitas harian yang padat juga dapat memicu stress.
Pada akhirnya, jangankan menulis, kita bisa merasa jenuh dan suntuk. Terserang WB deh.
Maka, mencoba hal baru dalam menulis bisa jadi alternatif solusi.
Mempelajari hal-hal baru yang berbeda dengan sebelumnya pasti menyenangkan.
Beberapa teman dan narasumber sendiri terkadang memilih untuk sejenak rehat dan melakukan hal yang disukai untuk refreshing.
Membaca buku-buku ringan untuk cemilan otak juga bisa jadi solusi mengatasi WB. Biar bagaimanapun, WB bisa terjadi karena kita belum bisa mengekspresikan ide dalam bentuk kata.
Dengan membaca, kita bisa menambah kosa kata. Pada akhirnya, jika diteruskan Insya Allah bisa sekaligus mengatasi WB.
Terakhir yang bisa menyebabkan WB adalah terlalu perfeksionis
Narasumber mengatakan jika membuka kembali diary berbahasa Inggris yang narasumber tulis saat duduk di kelas 2 SMP, beliau akan tersenyum bahkan tertawa sendiri.
Bagaimana tidak? Grammar nya saja banyak yang tidak sesuai, tapi beliau tetap PD menulis 😄 tak hanya satu, ada dua atau tiga diary.
Tapi, justru itulah salah satu kunci menghadapi WB, bila saat itu beliau terlalu perfeksionis, terlalu memikirkan apakah tulisannya sudah sesuai kaidah atau belum, niscaya diary berbahasa Inggris itu tidak akan pernah rampung. 

Kondisi menulis dimana kita tidak memikirkan salah eja, salah ketik, koherensi dsb ternyata dalam dunia psikologi dikenal dengan istilah free writing atau menulis bebas. Nah, jadi siapa di sini yang masih khawatir tulisannya tidak dibaca? Khawatir dinyinyir orang? Khawatir dikritik ahli? Khawatir tulisannya nggak bagus? Dan masih banyak kekhawatiran lainnya. Narasumber ingin semua mencoba menulis bebas untuk mengatasi salah satu penyebab WB-nya. Bukankah tulisan yang buruk jauh lebih baik daripada tulisan yang tidak selesai ? Ayo semangat menulis pinta narasumber. 

Itulah materi yang telah disampaikan oleh narasumber yaitu  Ditta Widya Utami, S.Pd.Gr, sesi selanjutnya di lanjutkan dengan sesi tanya jawab yang dipandu oleh moderator. Ada beberapa pertanyaan yang diajukan oleh para peserta pada malam ini dan langsung dijawab oleh narasumber. Dari beberapa pertanyaan yang muncul bisa penulis simpulkan sebagai berikut : 
1. Yang penting, kita ngomong/nulis mereka paham, dan mereka ngomong/nulis dan kita paham
2. Sampaikan dengan niat yang baik dan tulus dari hati. Karena apa yang disampaikan dari hati, akan          sampai ke hati pula
3. Membuat skala prioritas dan jadwal menulis, kenali waktu emas dalam menulis, setiap orang berbeda
4. Kuatkan tekad, olah kembali, mulai menulis, ingat bersama bahwa menulis adalah kata kerja.                  Artinya  harus dilakukan baru ia akan bermakna
5. Kuatkan niat dalam menulis, menulislah sesuai dengan minat dan yang dikuasai, tetap konsisten              menulis, Yakin, bahwa setiap tulisan yang kita buat akan tetap bermanfaat walau hanya untuk satu          orang 
6. Menulis dengan teknik free writing alias menulis bebas, tak perlu bingung benar salah yang penting        nulis
7. Yakin mimpi bisa diraih, jadilah mental penulis
8. Agar tulisannya bermutu,  tipsnya "practice makes perfect" dan perbanyak membaca terkait dengan        apa yang akan kita tulis
9. WB bisa katakan "penyakit" karena memang jika dibiarkan, dampaknya bisa fatal. Tak produktif lagi
10. Yang paling sulit saat menulis menurut adalah percaya dengan tulisan sendiri, cara mengatasinya            mengingat niat awal kita menulis. Mengingat kembali masa masa dimana kita menikmati proses             menulis itu sendiri
Karena   keterbatasan   waktu,  pertanyaan   yang  lainnya  oleh  narasumber  akan  di  jawab  di blog. 

Closing statement dari narasumber :
Ada pepatah yang mengatakan :  
"It doesn't matter how brilliant is your brain. If u do not speak up, it would be zero."
Mari, tuangkan dan sampaikan ide ide kita, pemikiran pemikiran kita, perasaan perasaan kita agar menjadi lebih bermakna.

Tibalah sampai pada sesi yang terakhir adalah penutup, pada sesi ini ditutup dengan berdoa dipimpin oleh moderator. 

Demikian resume singkat malam ini, semoga bermanfaat. 
Salam literasi !

Friday, 20 January 2023

MENULIS BUKU MAYOR DALAM DUA MINGGU

 


Resume ke 6 Gelombang 28 KBMN PGRI

Hari/tanggal    : Jum'at, 20 Januari 2023

Judul                : Menulis Buku Mayor Dalam Dua Minggu

Narasumber    : Prof. Richardus Eko Indrajit 

Moderator        : Aam Nurhasana, S.Pd


Profil Narasumber : 

Prof. Dr. Ir. Richardus Eko Indrajit, M.Sc., M.B.A., M.Phil., M.A. (lahir 24 Januari 1969) atau Eko Indrajit adalah seorang tokoh pendidikan dan pakar teknologi informatika asal Indonesia yang kini menjabat Rektor Universitas Pradita.

Richardus Eko Indrajit menempuh pendidikan sarjana hingga menerima gelar insinyur dengan predikat cum laude dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Indonesia dan Master of Applied Computer Science dari Harvard University (Amerika Serikat). Selain itu, ia menempuh studi di Maastricht School of Management (Belanda), Leicester University (Inggris), STIKOM London School of Public Relations (Indonesia), dan menerima gelar Master of Information Technology di Swiss-German University (Indonesia). Gelar Doctor of Bussiness Administration diperoleh dari the University of the City of Manila (Filipina) dan The University of Information Technology and Management (Polandia). Ia dikukuhkan sebagai guru besar bidang Komputer di Perbanas Institute. Pada tahun 2021, ia menyelesaikan studi Doktor Teknologi Pendidikan dari Universitas Negeri Jakarta.

Lebih lengkapnya tentang profil beliau silahkan kunjungi  https://id.m.wikipedia.org/wiki/Richardus_Eko_Indrajit  


MENULIS BUKU MAYOR DALAM DUA MINGGU 

Dalam kesempatan ini narasumber ingin sharing pengalaman menjadi penulis dari buku mayor, yaitu karya tulis yang diterbitkan oleh penerbit nasional. Hingga saat ini, saya menghitung telah menulis kurang lebh 121 buku mayor semenjak saya selesai kuliah. Kalau artikel, narasumber sudah menulis kurang lebih 623 artikel, dalam bahasa Indonesia maupun Inggris. Beliau senang menulis semenjak Sekolah Dasar. Namun tulisan pertama saya baru diterbitkan majalah ketika saya duduk di bangku SMP. Alasan beliau senang menulis adalah karena ingin membagi ide, pemikiran, gagasan, dan cerita kepada orang lain. Lama-lama jadi ketagihan menulis. Beliau merasa bahwa semakin saya banyak membaca buku dan menonton televisi (dulu belum ada internet), semakin tinggi keinginannya untuk menulis.

Buku Mayor pertama yang terbit adalah di tahun 2000, yaitu dua tahun setelah krisis dan reformasi. Sepuluh buku pertama beliau isinya adalah bunga rampai. Setiap buku terdiri dari 50 artikel. Setiap artikel berisi ringkasan SATU TOPIK yang sedang menjadi trend pada saat itu. Hal lain yang membuat motivasi menulis lebih besar adalah karena banyaknya SMS (dulu belum ada WA) yang masuk ke nomor hp beliau mengucapkan terima kasih atas buku yang beliau buat. Tentu saja hal tersebut membesarkan hati dan beliau merasa hidup, beliau berguna untuk orang lain. Begitulah pentingnya menulis nomor handphone di setiap buku yang belia tulis.

Selama pembelajaran di rumah PJJ beliau membuat youtube, ketika Om Jay mengajak beliau untuk mengajarkan guru-guru menulis beliau tergerak untuk bereksperimen. Setiap guru diminta untuk membuka youtube beliau dengan alamat EKOJI CHANNEL. Kemudian setiap guru beliau minta untuk menuliskan apapun yang beliau omongkan di youtube tersebut. Setelah itu beliau memberikan tambahan referensi untuk memperkaya konten. Alhasil, dari 30 guru yang berniat bergabung, 19 buku diterbitkan. Dan dari 19 buku tersebut, satu buku terpilih jadi Buku Terbaik Nasional versi Perpusnas untuk kategori PJJ. Hingga saat inik kalau tak salah sudah lebih dari 60 buku guru-guru hebat yang berhasil diterbitkan oleh Penerbit ANDI. Pada kesempatan tersebut beliau ingin mengajak guru-guru yang tertarik untuk menjadi penulis buku mayor yang diterbitkan untuk mendaftarkan diri. Namun kali ini agak berbeda modelnya, beliau akan kasih SEBUAH TEMA, kemudian dengan bimbingan beliau dan bu Aam anda mendalami tema tersebut sehingga menjadi buku. Tema akan dibagikan yang penting niat menulis. 

Dalam penyampaian tersebut, narasumber juga langsung memberikan kesempatan kepada semua peserta untuk menyampaikan pertanyaannya. Ada banyak pertanyaan yang ditanyakan oleh peserta dan dijawab beliau dengan sangat bagus. Satu hal yang harus dicatat, kalau ingin menuliskan buku yang diterbitkan mayor, maka anda harus mengikuti KEBUTUHAN PASAR. Jadi kita menulis BUKAN UNTUK DIRI SENDIRI, tapi UNTUK ORANG LAIN. Contoh judul yang dibutuhkan di sekolah saat ini : 

Classroom Design and Management, 

Community Based Learning, 

Computer-Based Assessment, 

Competency-Based Learning, 

Computer-Adaptive Assessment, 

The 21st Century Learning Skills

Beliau menyampaikan bahwa tidak perlu berfikir panjang-panjang dulu. Mulai dari satu hal yang sederhana. Jangan menuliskan sesuatu yang kita tidak mengerti dan tidak ada sumber referensinya. Carilah judul yang ANTI MAINSTREAM. Kalau yang BIASA-BIASA SAJA, biasanya penerbit mayor tidak tertarik menerbitkannya. Beliau menyampaikan jika peserta ingin mengetahui apa yang ada di kepala penerbit mayor silahkan bisa dilihat jelas :

APA YANG ADA DI KEPALA PENERBIT MAYOR

Dalam kesempatan ini juga beliau membuat tantangan yang serius berniat ingin menerbitkan buku mayor beliau siap membimbing, beliau dengan dibantu bu Aam membuka pendaftaran pelatihan/workshop, dan yang berminat sangat banyak sekali. Pelatihan/Workshop tersebut diberi nama WORKSHOP pertama JANUARI BERSERI, Sambil masih menjawab pertanyaan dari para peserta malam ini, beliau menanyakan bagi yang serius maka jangan khawatir beliau akan membimbing langsung dalam penyusun buku mayor. 

Beliau menyarankan bagi yang ingin bisa, ayo segera daftar. Beliau dan Bu Aam akan mendampingi sampai bisa. Closing  beliau untuk Bu Aam, dan peserta malam ini. Beliau mengucapkan terima kasih ya untuk kebersamaan kita malam ini. Sukses untuk anda semua. Tetap jaga kesehatan. Beliau tunggu di kelas Januar Berseri.

Demikian resume kali ini, mudah-mudahan manfaat !

Salam literasi !