Sunday 4 February 2024

Membangun Karakter dan Kepercayaan Diri Melalui Kebersamaan

Salam sehat !

Pertama-tama marilah kita bersyukur kepada Allah SWT atas segala nikmat yang senantiasa diberikan kepada kita, mulai dari nikmat sehat, nikmat sempat, hingga nikmat semangat untuk terus tetap berkarya dalam bidangnya masing-masing. Semoga selalu diberikan kelancaran dan kesuksesan.

Hari ini Sabtu tanggal 13 Januari 2024 tepatnya pukul 11.00 WIB, ada sebuah agenda bersama dengan siswa yang harus saya hadiri, agenda tersebut dibuat berdasarkan kesepakatan saya dengan siswa kelas 7D SMP Negeri 2 Gamping, bahwa hari ini akan diadakan kegiatan bersama dalam rangka untuk  menjalin kebersamaan dan  keakraban antar siswa dan juga dengan guru. Kegiatan itu sendiri dilaksanakan di salah satu rumah makan yang ada di Kapanewon Gamping Kalurahan Nogotirto, rumah makan tersebut adalah Rumah Makan Iwak Kalen.

Sengaja saya datang lebih awal jam 10.00 WIB saya sudah berada di rumah makan tersebut, dengan maksud untuk bisa menyambut dan menyapa kedatangan siswa yang diantar oleh orang tua mereka. Ketika saya datang ke sana ternyata belum terlihat anak-anak yang datang, terlihat di HP saya jam mulai menunjukkan pukul 10.30 satu persatu terlihat anak-anak mulai datang ke lokasi dengan diantar oleh keluarganya, bahkan ada anak yang menggunakan jasa ojek online. Tepat pukul 11.00 WIB 27 anak dari 32 anak sudah hadir di kegiatan tersebut, yang lainnya orang tua mereka memintakan ijin karena ada yang kurang sehat, ada juga yang karena urusan keluarga di luar kota sehingga tidak bisa menghadiri kegiatan kebersamaan dan keakraban siswa kelas 7D SMP Negeri 2 Gamping tersebut.

Masa-masa sekolah merupakan masa yang penting dalam rangka pembentukan karakter dan kepercayaan diri siswa. Belajar tidak hanya di lingkungan sekolah, belajar bisa di semua tempat, dimanapun kapanpun dengan siapapun. Belajar tidak hanya belajar ilmu pengetahuan, tetapi juga belajar bagaimana berteman, bagaimana bersosialisasi dan berinteraksi dengan orang lain. Salah satu cara untuk membangun karakter dan kepercayaan diri siswa adalah melalui kebersamaan, dengan kebersamaan akan terjalin keakraban. Kebersamaan dapat juga diartikan sebagai suatu perasaan saling memiliki dan keterikatan antara satu pribadi dengan pribadi lainnya. Dalam konteks sekolah, kebersamaan dapat terjalin antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru, dan guru dengan guru.



Kebersamaan antara siswa dengan siswa dan juga siswa dengan guru dapat dibangun melalui berbagai kegiatan. Salah satu kegiatan yang dapat dilakukan adalah dengan kumpul-kumpul bareng dengan siswa secara santai, makan bareng dan juga belajar bareng, tidak ada yang formal layaknya ketika belajar di sekolahan. Saya ajak anak-anak untuk diskusi tentang apapun, terutama tentang kegiatan pembelajaran yang selama ini ada di sekolahan, apa yang menjadi masalah dan kesulitan mereka alami. Dari ngobrol santai dengan anak-anak tersebut banyak yang bisa saya simpulkan bahwa dalam belajar kadang-kadang membuat  mereka mengeluh, kadang-kadang merasa bosan dan terasa jenuh, bahkan salah satu anak yang terpandaipun di kelas tersebut mengatakan bahwa perasaan semacam itu kadang sering muncul. Hal tersebut memang tidak bisa dipungkiri, itulah kenyataannya, dan kenyataan tersebut akan terus kita hadapi ketika anak-anak kita ingin belajar. Dalam ngobrol bareng tersebut ternyata ada beberapa anak yang memang sampai dengan saat ini belum mempunyai tujuan yang jelas tentang masa depan mereka, ke depan mereka pengin menjadi apa dan mau seperti apa, mereka belum punya gambaran.

Tentu saja ini menjadi tugas dari guru, bagaimana agar semangat belajar dari anak-anak tersebut tetap terus ada dalam jiwa mereka. Bagaimana ke depan mereka sudah punya tujuan hidup mereka. Lantas bagaimanakah semangat belajar itu tetap terus terpelihara dalam diri anak-anak kita ? Dalam ngobrol bareng tersebut saya sampaikan, paling tidak ada tiga hal perlu diperhatikan oleh anak-anak supaya semangat belajar mereka tetap terjaga : 

 



1 . Impian dan cita-cita 

Dalam mempertahankan semangat untuk belajar, impian dan cita-cita sangat penting bagi setiap anak, karena setiap orang butuh kesuksesan untuk impian atau cita-citanya. Sedangkan siswa atau para pelajar, juga butuh kesuksesan, butuh dengan penggapaian cita-cita dan impian. Maka di saat para siswa punya impian dan cita-cita, di sanalah poin penting dan titik fokus untuk menumbuhkan semangat belajar.

Setiap anak saya minta untuk mengatakan apa yang menjadi impian dan cita-cita mereka, ada yang pengin jadi pengusaha, ada yang pengin jadi polwan, ada yang pengin jadi dokter, ada yang pengin jadi tentara, ada yang pengin jadi mekanik, ada yang pengin jadi ahli elektronik dan banyak lagi lainnya. Saya minta anak-anak untuk menuliskan secara besar-besar apa yang menjadi impian dan cita-cita mereka di tempat-tempat yang dengan mudah atau gampang bisa mereka baca, dengan harapan dan tujuan jika suatu saat ketika perasaan jenuh dan bosan melanda mereka dengan membaca tulisan tentang tujuan dan cita-cita mereka, mereka akan kembali bersemangat untuk belajar.   

2. Belajar jangan di target  

Setiap anak belajar harapannya adalah bisa mengerti dengan suatu materi pelajaran yang dipelajarinya, akan tetapi kadang setiap anak diberikan kemampuan yang berbeda-beda dalam memahami sebuah materi pelajaran, ada anak yang hanya sekali belajar bisa langsung paham, ada yang perlu sampai 2 kali, sampai 3 kali, sampai 4 kali bahkan mungkin sampai 10 kali baru paham. Untuk itu penting bagi anak bahwa dalam belajar mereka tidak perlu dengan target tertentu, niatkan saja ketika belajar ya pokoknya belajar saja, tidak usah mereka perlu berpikir bahwa mereka akan segera bisa dengan materinya atau mereka akan mendapatkan nilai baik. Pokoknya belajar saja soal akan bisa atau tidak bisa atau bisa dapat nilai baik atau tidak baik biar itu menjadi urusan belakang. 

Kenapa hal tersebut perlu disampaikan kepada anak, hal ini disebabkan karena setiap anak ternyata kalau di tanya ada beberapa mata pelajaran yang memang tidak mereka suka, ketidaksukaan anak terhadap mata pelajaran tertentu tersebut tentunya kalau dibiarkan saja oleh guru maka dari waktu ke waktu akan terbentuk sebuah pikiran di otak mereka bahwa pelajaran tersebut tidak perlu di pelajari. Walaupun sebenarnya kalau dicari penyebab masalah ketidaksukaan murid dengan mata pelajaran tertentu itu banyak faktornya bisa dari siswanya, bisa dari gurunya atau bisa juga dari lingkungan sekitar. Tetapi paling tidak untuk tetap memotivasi anak agar semangat belajar tetap terjaga adalah belajar jangan ditarget, biar anak-anak tidak merasa terbebani dengan kondisi tersebut.  

3. Belajar dari hati  

Untuk tetap menjaga agar semangat belajar tetap ada dalam diri anak-anak, perlu menanamkan ke dalam hati mereka, memahamkan kepada mereka bahwa yang namanya pembelajaran adalah sebuah kebaikan, dan yang namanya kebaikan pastilah akan mendapatkan balasan pahala dari Allah SWT. 

Itulah beberapa hal yang saya sampaikan dalam kegiatan ngobrol bareng tersebut, jadi kegiatan tersebut tidak hanya sekedar kumpul-kumpul dan makan bareng saja, tetapi ada nilai manfaat yang bisa kita petik bersama. Dengan kegiatan tersebut saya berharap bisa membangun karakter anak dan kepercayaan diri anak melalui kebersamaan. 

Takterasa waktu sudah menunjukkan pukul 13.30 WIB, sudah waktunya anak-anak untuk pulang, sesuai dengan kesepakatan dengan anak-anak bahwa mereka akan dijemput kembali oleh orang tua mereka setelah pukul 13.30 WIB,  satu persatu orang tua mulai berdatangan untuk menjemput putra-putrinya. Semoga dengan kebersamaan hari ini bisa terbangun karakter dan kepercayaan diri anak. Demikian tulisan singkat ini, semoga bermanfaat ! Terimakasih. 

Salam Literasi !


Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Membangun Karakter dan Kepercayaan Diri Melalui Kebersamaan", Klik untuk baca:

https://www.kompasiana.com/lilik16814/65a32ceede948f5ec819c432/membangun-karakter-dan-kepercayaan-diri-melalui-kebersamaan?page=all#

Kreator: Lilik Kistiana

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.