Salam sehat !
Pertama-tama marilah kita
bersyukur kepada Allah SWT atas segala nikmat yang senantiasa diberikan kepada
kita, mulai dari nikmat sehat, nikmat sempat, hingga nikmat semangat untuk terus
tetap berkarya dalam bidangnya masing-masing. Semoga selalu diberikan
kelancaran dan kesuksesan.
Hari ini Sabtu tanggal 13 Januari
2024 tepatnya pukul 11.00 WIB, ada sebuah agenda bersama dengan siswa yang
harus saya hadiri, agenda tersebut dibuat berdasarkan kesepakatan saya dengan
siswa kelas 7D SMP Negeri 2 Gamping, bahwa hari ini akan diadakan kegiatan
bersama dalam rangka untuk menjalin kebersamaan dan keakraban antar
siswa dan juga dengan guru. Kegiatan itu sendiri dilaksanakan di salah satu rumah
makan yang ada di Kapanewon Gamping Kalurahan Nogotirto, rumah makan tersebut
adalah Rumah Makan Iwak Kalen.
Sengaja saya datang lebih awal
jam 10.00 WIB saya sudah berada di rumah makan tersebut, dengan maksud untuk
bisa menyambut dan menyapa kedatangan siswa yang diantar oleh orang tua mereka.
Ketika saya datang ke sana ternyata belum terlihat anak-anak yang datang,
terlihat di HP saya jam mulai menunjukkan pukul 10.30 satu persatu terlihat
anak-anak mulai datang ke lokasi dengan diantar oleh keluarganya, bahkan ada
anak yang menggunakan jasa ojek online. Tepat pukul 11.00 WIB 27 anak dari 32
anak sudah hadir di kegiatan tersebut, yang lainnya orang tua mereka memintakan
ijin karena ada yang kurang sehat, ada juga yang karena urusan keluarga di luar
kota sehingga tidak bisa menghadiri kegiatan kebersamaan dan keakraban siswa
kelas 7D SMP Negeri 2 Gamping tersebut.
Masa-masa sekolah merupakan masa
yang penting dalam rangka pembentukan karakter dan kepercayaan diri siswa.
Belajar tidak hanya di lingkungan sekolah, belajar bisa di semua tempat,
dimanapun kapanpun dengan siapapun. Belajar tidak hanya belajar ilmu
pengetahuan, tetapi juga belajar bagaimana berteman, bagaimana bersosialisasi
dan berinteraksi dengan orang lain. Salah satu cara untuk membangun karakter
dan kepercayaan diri siswa adalah melalui kebersamaan, dengan kebersamaan akan
terjalin keakraban. Kebersamaan dapat juga diartikan sebagai suatu perasaan
saling memiliki dan keterikatan antara satu pribadi dengan pribadi lainnya.
Dalam konteks sekolah, kebersamaan dapat terjalin antara siswa dengan siswa,
siswa dengan guru, dan guru dengan guru.
Kebersamaan antara siswa dengan
siswa dan juga siswa dengan guru dapat dibangun melalui berbagai kegiatan.
Salah satu kegiatan yang dapat dilakukan adalah dengan kumpul-kumpul bareng
dengan siswa secara santai, makan bareng dan juga belajar bareng, tidak ada
yang formal layaknya ketika belajar di sekolahan. Saya ajak anak-anak untuk
diskusi tentang apapun, terutama tentang kegiatan pembelajaran yang selama ini
ada di sekolahan, apa yang menjadi masalah dan kesulitan mereka alami. Dari
ngobrol santai dengan anak-anak tersebut banyak yang bisa saya simpulkan bahwa
dalam belajar kadang-kadang membuat mereka mengeluh, kadang-kadang merasa
bosan dan terasa jenuh, bahkan salah satu anak yang terpandaipun di kelas
tersebut mengatakan bahwa perasaan semacam itu kadang sering muncul. Hal
tersebut memang tidak bisa dipungkiri, itulah kenyataannya, dan kenyataan
tersebut akan terus kita hadapi ketika anak-anak kita ingin belajar. Dalam
ngobrol bareng tersebut ternyata ada beberapa anak yang memang sampai dengan
saat ini belum mempunyai tujuan yang jelas tentang masa depan mereka, ke depan
mereka pengin menjadi apa dan mau seperti apa, mereka belum punya gambaran.
Tentu saja ini menjadi tugas dari
guru, bagaimana agar semangat belajar dari anak-anak tersebut tetap terus ada
dalam jiwa mereka. Bagaimana ke depan mereka sudah punya tujuan hidup mereka.
Lantas bagaimanakah semangat belajar itu tetap terus terpelihara dalam diri
anak-anak kita ? Dalam ngobrol bareng tersebut saya sampaikan, paling tidak ada
tiga hal perlu diperhatikan oleh anak-anak supaya semangat belajar mereka tetap
terjaga :
1 . Impian dan cita-cita
Dalam mempertahankan semangat
untuk belajar, impian dan cita-cita sangat penting bagi setiap anak, karena
setiap orang butuh kesuksesan untuk impian atau cita-citanya. Sedangkan siswa
atau para pelajar, juga butuh kesuksesan, butuh dengan penggapaian cita-cita
dan impian. Maka di saat para siswa punya impian dan cita-cita, di sanalah poin
penting dan titik fokus untuk menumbuhkan semangat belajar.
Setiap anak saya minta untuk
mengatakan apa yang menjadi impian dan cita-cita mereka, ada yang pengin jadi
pengusaha, ada yang pengin jadi polwan, ada yang pengin jadi dokter, ada yang
pengin jadi tentara, ada yang pengin jadi mekanik, ada yang pengin jadi ahli
elektronik dan banyak lagi lainnya. Saya minta anak-anak untuk menuliskan
secara besar-besar apa yang menjadi impian dan cita-cita mereka di tempat-tempat
yang dengan mudah atau gampang bisa mereka baca, dengan harapan dan tujuan jika
suatu saat ketika perasaan jenuh dan bosan melanda mereka dengan membaca
tulisan tentang tujuan dan cita-cita mereka, mereka akan kembali bersemangat
untuk belajar.
2. Belajar jangan di target
Setiap anak belajar harapannya
adalah bisa mengerti dengan suatu materi pelajaran yang dipelajarinya, akan
tetapi kadang setiap anak diberikan kemampuan yang berbeda-beda dalam memahami
sebuah materi pelajaran, ada anak yang hanya sekali belajar bisa langsung
paham, ada yang perlu sampai 2 kali, sampai 3 kali, sampai 4 kali bahkan
mungkin sampai 10 kali baru paham. Untuk itu penting bagi anak bahwa dalam
belajar mereka tidak perlu dengan target tertentu, niatkan saja ketika belajar
ya pokoknya belajar saja, tidak usah mereka perlu berpikir bahwa mereka akan
segera bisa dengan materinya atau mereka akan mendapatkan nilai baik. Pokoknya
belajar saja soal akan bisa atau tidak bisa atau bisa dapat nilai baik atau
tidak baik biar itu menjadi urusan belakang.
Kenapa hal tersebut perlu
disampaikan kepada anak, hal ini disebabkan karena setiap anak ternyata kalau
di tanya ada beberapa mata pelajaran yang memang tidak mereka suka,
ketidaksukaan anak terhadap mata pelajaran tertentu tersebut tentunya kalau
dibiarkan saja oleh guru maka dari waktu ke waktu akan terbentuk sebuah pikiran
di otak mereka bahwa pelajaran tersebut tidak perlu di pelajari. Walaupun
sebenarnya kalau dicari penyebab masalah ketidaksukaan murid dengan mata
pelajaran tertentu itu banyak faktornya bisa dari siswanya, bisa dari gurunya
atau bisa juga dari lingkungan sekitar. Tetapi paling tidak untuk tetap
memotivasi anak agar semangat belajar tetap terjaga adalah belajar jangan
ditarget, biar anak-anak tidak merasa terbebani dengan kondisi tersebut.
3. Belajar dari hati
Untuk tetap menjaga agar semangat
belajar tetap ada dalam diri anak-anak, perlu menanamkan ke dalam hati mereka,
memahamkan kepada mereka bahwa yang namanya pembelajaran adalah sebuah
kebaikan, dan yang namanya kebaikan pastilah akan mendapatkan balasan pahala
dari Allah SWT.
Itulah beberapa hal yang saya
sampaikan dalam kegiatan ngobrol bareng tersebut, jadi kegiatan tersebut tidak
hanya sekedar kumpul-kumpul dan makan bareng saja, tetapi ada nilai manfaat yang
bisa kita petik bersama. Dengan kegiatan tersebut saya berharap bisa membangun
karakter anak dan kepercayaan diri anak melalui kebersamaan.
Takterasa waktu sudah menunjukkan
pukul 13.30 WIB, sudah waktunya anak-anak untuk pulang, sesuai dengan kesepakatan
dengan anak-anak bahwa mereka akan dijemput kembali oleh orang tua mereka
setelah pukul 13.30 WIB, satu persatu orang tua mulai berdatangan untuk
menjemput putra-putrinya. Semoga dengan kebersamaan hari ini bisa terbangun
karakter dan kepercayaan diri anak. Demikian tulisan singkat ini, semoga
bermanfaat ! Terimakasih.
Salam Literasi !
Konten ini telah tayang di
Kompasiana.com dengan judul "Membangun Karakter dan Kepercayaan Diri
Melalui Kebersamaan", Klik untuk baca:
https://www.kompasiana.com/lilik16814/65a32ceede948f5ec819c432/membangun-karakter-dan-kepercayaan-diri-melalui-kebersamaan?page=all#
Kreator: Lilik Kistiana
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
No comments:
Post a Comment