Wednesday 8 February 2023

KONSEP BUKU NONFIKSI


 

Resume ke 14 Gelombang 28 KBMN PGRI
Hari/tanggal      : Rabu, 8 Februari 2023
Tema                  : Konsep Buku Nonfiksi
Narasumber      : Musiin, M.Pd
Moderator         : Yandri Novita Sari, S.Pd

Profil Narasumber : 

Bu Musiin atau akrab dipanggil Bu Iin merupakan guru Bahasa Inggris di SMPN 1 Tarokan Kediri kelahiran Kota Tahu Takwa Kediri. Bu Iin juga merupakan peserta KBMN gelombang 8 yang berhasil duet dengan Prof. Eko Indrajit, karya buku mayor beliau berjudul Literasi Digital Nusantara Meningkatkan Daya Saing Generasi Muda Melalui Literasi.Selain menjadi penulis, beliau juga Founder Organisasi Swadaya Masyarakat YAPSI dan juga Founder PT In Jaya. Kemudian juga tidak kalah hebatnya,  alumni IKIP Negeri Malang ini juga berhasil menempuh Short Course di SEAMEO RELC di Singapura pada tahun 2015.

Pengalaman mengajar dimulai dari menjadi dosen pada tahun 1994 di STKIP PGRI Jombang, STIE Dewantara Jombang dan tutor bagi pekerja asing di PT Chiel Jedang Jombang. Di lingkungan dunia pendidikan, ia aktif menjadi tim pengembang mata pelajaran Bahasa Inggris dan tim penilai angka kredit guru di tingkat Kabupaten Kediri. Untuk lebih jelas tentang narasumber silahkan buka tautan ini, https://drive.google.com/drive/u/0/folders/1Wud0dyPohfff5LWVnK9_9Qa5Ysvi6DD_ 




KONSEP BUKU NONFIKSI
Pemaparan dari narasumber diawali dengan pertanyaan berupa sebuah polling yaitu Apakah para peserta pelatihan sudah berhasil menerbitkan buku nonfiksi dan dari polling tersebut ternyata banyak peserta yang belum pernah menerbitkan buku nonfiksi. Bagi yang belum pernah narasumber memberikan motivasi berikut ini : 


 

Is there a book inside you? Jawabannya adalah YES YES YES Narasumber  yakin para peserta memiliki segudang pengalaman, keterampilan, pengetahuan yang hanya tersimpan dalam diri dalam diri para peserta. Sudah berapa ratus purnama tersimpan, tanpa ingin dilahirkan.   Apakah semuanya akan hilang bersama jaman. Tentu tidak.  Apa yang para peserta pelatihan tulis akan menjadi pengukir sejarah dan warisan anak cucu. 


Apakah Tulisan Nonfiksi ?


Contoh-contoh tulisan nonfiksi : 

TIDAK ADA YANG TIDAK MUNGKIN. Kata Prof Rhenaldi Kasali, kalau kita berpikir secara Opportunity Based, kita akan  selalu yakin ada pintu di tengah tembok rintangan.  Seperti nasihat Om Jay “Menulislah setiap hari, dan buktikan apa yang terjadi.”


Hilangkan ketakutan  yang dirasakan ketika menulis buku, adalah sebagai berikut:

1. Takut tidak ada yang membaca.

2. Takut salah dalam menyampaikan pendapat melalui tulisan.

3. Merasa karya orang lain lebih bagus.


Pola Menulis Buku :


Dalam penulisan buku nonfiksi ada 3 pola yakni:

1. Pola Hierarkis (Buku disusun berdasarkan tahapan dari mudah ke sulit atau dari sederhana ke rumit) 

Contoh: Buku Pelajaran

2. Pola Prosedural (Buku disusun berdasarkan urutan proses.

Contoh: Buku Panduan

3. Pola Klaster (Buku disusun secara poin per poin atau butir per butir. Pola ini diterapkan  pada buku-buku kumpulan tulisan atau kumpulan bab yang dalam hal ini antarbab setara)


Proses penulisan buku nonfiksi

Proses penulisan buku nonfiksi terdiri dari 5  langkah, yakni

1. Pratulis

2. Menulis Draf

3. Merevisi Draf

4. Menyunting Naskah

5. Menerbitkan


1. Pratulis

Langkah-langkahnya : 

1. Menentukan tema

2. Menemukan ide

3. Merencanakan jenis tulisan

4. Mengumpulkan bahan tulisan

5. Bertukar pikiran

6. Menyusun daftar

7. Meriset

8. Membuat Mind Mapping

9. Menyusun kerangka

Tema bisa ditentukan satu saja dalam sebuah buku. Tema dari buku nonfiksi adalah parenting, pendidikan, motivasi dll.

Untuk melanjutkan dari tema menjadi sebuah ide yang menarik, penulis bisa mendapatkan dari berbagai hal, contohnya 

1. Pengalaman pribadi

2. Pengalaman orang lain

3. Berita di media massa

4. Status Facebook/Twitter/Whatsapp/Instagram

5. Imajinasi

6. Mengamati lingkungan

7. Perenungan

8. Membaca buku

9. Survey

10. Wawancara

Artinya, kita tidak akan bisa menulis dengan bagus, jika kita tidak pernah membaca dan mengupdate pengetahuan kita.


2. Menulis Draf



Referensi berasal dari data dan fakta yang diperoleh narasumber dari literasi di internet

Referensi penulisan buku bisa dari sumber berikut ini.

1. Pengetahuan yang diperoleh secara formal, nonformal, atau informal;

2. Keterampilan yang diperoleh secara formal, nonformal, atau informal;

3. Pengalaman yang diperoleh sejak balita hingga saat ini;

4. Penemuan yang telah didapatkan.

5. Pemikiran yang telah direnungkan

Tahap berikutnya membuat kerangka. Kerangka ini diajukan narasumber ke Prof. Eko dan disetujui untuk melanjutkan ke proses penulisan.
BAB 1 Penggunaan Internet Di Indonesia
A. Pembagian Generasi Pengguna Internet
B. Karakteristik Generasi Dalam Berinternet
BAB 2 Media Sosial
A. Media Sosial
B. UU ITE
C. Kejahatan di Media Sosial
BAB 3 Literasi Digital
A. Pengertian
B. Elemen
C. Pengembangan
D. Kerangka Literasi Digital
E. Level Kompetensi Literasi Digital
F. Manfaat
G. Penerapan Literasi Digital Pada Lintas Geerasi
H. Kewargaan Digital
BAB 4 Ekosistem Literasi Digital Di Nusantara
A. Keluarga
B. Sekolah
C. Masyarakat
BAB 5 Literasi Digital Untuk Membangun Digital Mindset Warganet +62
A. Perkembangan Gerakan Literasi Digital Di Indonesia
B. Literasi Digital Tanpa Digital Mindset Di Indonesia
C. Membangun Digital Mindset Warganet


Dalam menulis isi buku berdasarkan kerangka yang dibuat dapat disaksikan dalam chanel youtube (https://www.youtube.com/watch?v=eePQwyHAcjw&feature=youtu.be  


Anotomi Buku

1. Halaman Judul

2. Halaman Persembahan (OPSIONAL)

3. Halaman Daftar Isi

4. Halaman Kata Pengantar (OPSIONAL, minta kepada tokoh yang berpengaruh)

5. Halaman Prakata

6. Halaman Ucapan Terima Kasih (OPSIONAL)

7. Bagian /Bab

8. Halaman Lampiran (OPSIONAL)

9. Halaman Glosarium

10. Halaman Daftar Pustaka

11. Halaman Indeks

12. Halaman Tentang Penulis


3. Merevisi Draf

Untuk merevisi draf lakukan  Proofreading sebelum menerbitkan tulisan, seperti yang telah disampaikan oleh narasumber lainnya tentang Proofreading, para peserta tinggal eksekusi saja.

4. Menyunting Naskah 




Untuk mengetahui suatu topik menarik atau tidak, para peserta pelatihan bisa mengecek di Google Trends.

5. Menerbitkan Naskah 

Proses Pratulis, Menulis Draf, Merevisi Draf dan Menyunting Naskah sudah dilakukan, langkah terakhir adalah menerbitkan naskah. 


Setelah penyampaian materi dari narasumber kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab. Dibawah ini adalah resume dari tanya jawab tersebut : 

Pertanyaan 1 :

Nurmiati Temanggung

Ijin bertanya Bu Iin, bagaimana menemukan ide buku dengan tema yang uptodate dan bisa menyelesaikan dalam waktu singkat sehingga ketika buku terbit maka temanya sudah tidak outofdate?

Terimakasih atas jawabannya

Jawaban : 

Teman yang update bisa diperoleh dengan banyak membaca, melihat konten-konten atau bisa juga dengan melakukan pengamatan. Jika kita sering melakukan ini, maka naluri penulis akan terasah. Seorang wartawan dengan jam terbang yang tinggi, kualitas tulisannya pasti bagus. Ingat dengan mantra Om Jay ' Menulislah setiap hari". Untuk bisa menulis setiap hari, pasti harus ada bahan yang ditulis. Ini akan mendorong kita untuk kreatif mencari ide.


Pertanyaan 2 :

Saya Candra dari Jakarta 

Izin bertanya 

1. Di mana letak kesulitan  ketika membuat buku fiksi dan Nonfiksi

2. Dalam buku non fiksi berapa idealnya kita menyiapkan daftar Pustaka nya 

    sebagai referensi buku kita

Jawaban : 

Terima kasih sahabat dari Jakarta. Tidak setiap orang mempunyai keahlian dalam menulis fiksi dan begitu sebaliknya, tidak semua orang bisa menulis buku nonfiksi. Bagi saya yang tidak memiliki jiwa seni, sulit sekali menuangkan kata-kata yang indah menjadi sebuah cerpen atau novel. Saya kira kesulitan yang dialami relatif tidak sama.

Tidak ada patokan untuk jumlah daftar pustaka untuk sebuah buku nonfiksi, tergantung data yang kita butuhkan. Semakin lengkap data pendukung kita dan dari sumber terpercaya, semakin bagus kualitas tulisan kita.


Pertanyaan 3 :

Nama: Elizabeth Kanserita Henny Anggorowati 

Nama sekolah/asal: SDN Cengkareng Barat 05 

Pertanyaan: Selamat malam Bun, pada dasarnya saya pribadi punya segudang cerita non-fiksi, namun, saya merasa kesulitan ketika akan memulai menuliskan kisah-kisah tersebut, seperti halnya, menuliskan judul yang menarik, lalu mau dimulai dari mana? Itu menjadi kendala buat saya, yang notabene baru pertama kali belajar menulis, benar' nol, tapi setiap kali hasrat untuk menulis itu terus ada, mohon masukannya Bun 

Jawaban :

Jangan bersedih, ibu tidak sendiri mengalami hal seperti itu. Prof Eko pernah memberikan link materi di you tube, kiat memilih judul yang menarik. Pokok kalau itu anti mainstream pasti menarik untuk dilirik pembaca. Judul itu harus selalu wow dan menarik untuk dieksplore. Mulailah dengan menulis, menulis, dan menulis. Besok dengan Pak Yulius, ibu akan diajari cara menulis mulai dari cover sampai daftar pustaka, dan itu akan tertata secara otomatis. Ibu tinggal menginvetaris dulu, bisa berupa mind map. setelah itu tinggal mengembangkan. Anggap saja ibu berbicara dan diwujudkan dalam bentuk tulisan. Mengalir saja tanpa perlu kesempurnaan


Pertanyaan 4 :

Nama: Rosjida Ambawani

Nama sekolah/asal: MA Swasta di Ciamis

Pertanyaan:

Dalam menulis buku non fiksi, jika mengutip kutipan dari suatu referensi, apakah ada batasan maksimal kata agar tidak dikategorikan plagiat?

Dan apa aplikasi untuk mengecek "keplagiatan" dan bgmn cara menggunakan aplikasi tersebut.

Terima kasih

Jawaban : 

Aturan dalam pengutipan sangat sederhana sekali, apabila seseorang mengutip dari suatu sumber maka sertakanlah sumber aslinya. Kutipan langsung tidak dapat dilakukan untuk satu halaman penuh. Sebaiknya kutipan langsung berisi beberapa paragraf saja.

Dalam mengutip selalu sertakan sumbernya. Aplikasi untuk mengecek level plagiat banyak sekali, salah satunya plagiarisme checker. Ibu bisa memasukkan file , dan akan muncul level plagiat.

https://www.easybib.com/grammar-and-plagiarism/plagiarism-checker/


Pertanyaan 5 :

HR.Utami_UPGRIS, Mohon penjelasan: Apakah menulis buku semi ilmiah dalam waktu singkat, tanpa didahului riset dapat dijamin validitasnya? Saya sempat berpikir, semua pengetahuan  (dari buku, media, atau pengalaman) diresume ya, Bu. Kemudian ditulis dengan bahasa kita, begitu Ibu?

Jawaban : 

Terima kasih Ibu Utami. Seperti yang saya sampaikan di awal, bahwa tulisan nonfiksi adalah tulisan yang berdasarkan data dan fakta. Dalam menggunakan sumber tulisan, kita harus teliti dan cerdas dalam menguji validitasnya. Kita bisa membandingkan berbagai sumber dan menentukan yang terbaik. Tulisan kita adalah tanggung jawab kita.


Pertanyaan 6

Assalamualaikum Bu.

Sy Sri Mulyati dr Cirebon.

Skripsi atau tesis adalah karya kita yang sesuai realita di lapangan, Apakah skripsi atau tesis kita bisa d jadikan buku non-fiksi? bagaimana caranya?

Jawaban : 

Wa alaikum salam, Ibu Sri dari Cirebon. Untuk penulisan buku dari karya ilmiah, bisa dilihat kembali di pertemuan ke-4 dengan tema  Menulis Buku dari karya Ilmiah.


Pertanyaan 7

Nama:Endang Ratna Juwira

Nama sekolah/asal:PAUDQu RUMAH IQRO BUNDA Cisarua Bogor

Pertanyaan:1.Berapa banyak refrensi yang harus kita baca untuk bisa menjadi sebuah buku?

2.Bila ditengah penulisan buku kita merasa blank atau hilang ide apa yg harus kita lakukan?

Terima kasih atas pencerahannya

Jawaban : 

Jumlah referensi yang harus kita baca tergantung kebutuhan. Semakin banyak semakin baik, karena tulisan kita semakin berkualitas. Bagaimana cara mengatasi writer's block? Jawabannya kembali ke diri kita sesuai karakteristik kita. Ibu bisa jalan-jalan, membaca, atau browsing media sosial. Hal-hal seperti itu akan menstimulus ide kita. Dengan belanja bahan, kita akan mampu menulis.


Pertanyaan 8 :

Assalamu alaikum wr wb

Izin bertanya

Samsinar Sambo_SMKN 31 Jakarta

Sebelum membuat tulisan kita membuat draft terlebih dahulu. Mohon tips membuat draft yang baik.

Terima kasih

Jawaban : 

Wa alaikum salam, sahabat saya dari Jakarta.

Sebelum membuat draft, baha-bahan yang dibutuhkan kita kumpulkan terlebih dahulu. Bahan-bahan itu bisa berupa tulisan, dan hasil diskusi. Setelah itu baru membuat draft. Draft bisa dalam bentuk mind map atau berupa diagram. Semakin rinci draft kita, semakin mudah kita menulis. Draft diibaratkan sebagai kompas yang akan menuntun penulis.



Closing statement Narasumber :

Terima kasih kebersamaan yang luar biasa. Ada yang tertunda, testimoni teman-teman yang sukses menuliskan buku nonfiksi. Ini harus ada ruang agar peserta lain termotivasi.

Tiap kesempatan yang diambil adalah sebuah kesempatan untuk menang.

Kesempatan yang kecil seringkali merupakan permulaan kepada usaha yang besar


Demikian resume pertemuan ke 14 ini, mudah-mudahan ada manfaatnya



1 comment: