Monday 16 January 2023

MENULIS BUKU DARI KARYA ILMIAH

 



Resume ke 4, Gelombang 28 Kelas Belajar Menulis Nusantara (KBMN) PGRI 

Tema                : Menulis Buku Dari Karya Ilmiah

Narasumber     : Eko Daryono, S.Pd

Moderator        : Nur Dwi Yanti, S.Pd


Profil Narasumber : 

Eko Daryono, S.Kom, ASN Tenaga Pendidik, Penulis, Editor, Narasumber Diklat, Lahir di Karanganyar pada 20 Desember 1975. Menikah dengan Patmini, A.Md.Kep. dan telah dikarunia tiga orang anak yaitu: Shinta Rahmasari (Mahasiswa) Ridho Aryo Ramadhan (SMA) Kalila Assyabiya Arafah (MI),  Jenjang pendidikan yang telah ditempuh yakni SD (1988), SMP (1991), SMA (1994), Diploma 1 (1995), Sarjana (1998), Akta IV (2006). 

Untuk mengenal lebih dekat beliau silahkan berkunjung ke Blognya : maseko1275.blogspot.com 

Menulis Buku Dari Karya Tulis Ilmiah

Narasumber menyebutkan lebih tepatnya tema malam ini adalah Menerbitkan buku dari Karya Tulis Ilmiah. Apa itu KTI, KTI atau Karya Tulis Ilmiah dalam Peraturan Kepala LIPI Nomor 2, Tahun 2014 tulisan hasil litbang dan/atau tinjauan, ulasan (review), kajian, dan pemikiran sistematis yang dituangkan oleh perseorangan atau kelompok yang memenuhi kaidah ilmiah. Secara umum KTI ada dua yaitu KTI Nonbuku dan KTI Buku, Struktur penulisan KTI adalah sebagai berikut : 


Struktur di atas umumnya dijadikan sebagai standar dalam menyusun bab-bab dalam KTI meskipun untuk KTI sejenis skripsi, tesis, desertasi, tugas akhir memiliki gaya yang berbeda di setiap kampus. Apa sih perbedaan laporan KTI dan KTI yang dikonversi menjadi buku 


Secara sistematika, tentunya gaya penulisan KTI dengan penulisan buku tentu berbeda. Ada penyesuaian-penyesuaian sistematika KTI yang dikonversi menjadi buku dengan tujuan agar kesannya tidak kaku. Misalnya penomoran tiap sub bab-sub bab. Secara Bahasa, meski sama-sama ilmiah, hasil konversinya tentu harus dimodifikasi sehingga Bahasa dalam bukunya lebih luwes, bersifat lugas dan tidak lagi mencantumkan kata-kata seperti penelitian ini, peneliti, teman sejawat, penulis. 

Memodifikasi Judul, judul KTI umumnya mengandung unsur : variabel penelitian, objek penelitian, dan seting penelitian (baik tempat maupun waktu). Judul buku hasil konversi seperti judul buku-buku yang punya daya tarik dan daya jual harus menarik, unik, mudah diingat, dan mencerminkan isi buku. Kemenarikan judul buku sifatnya subjektif.  Contoh buku konversi dari hasil penelitian narasumber  sendiri :


Memodifikasi Sistematika dan Gaya Penulisan, KTI Nonbuku yang berupa laporan hasil penelitian umumnya ditulis dengan sistematika dan penomoran yang baku seperti yang telah diuraikan di atas, pada saat laporan tersebut dikonversi menjadi buku, maka harus dimodifikasi gayanya sesuai dengan gaya penulisan buku. Tidak tampak lagi adanya sub bab-sub bab yang membuat isi buku seolah-olah terpisah-pisah.

Modifikasi Bab I, Bab I yang biasanya PENDAHULUAN boleh tetap dipertahankan judulnya dengan PENDAHULUAN, boleh PEMBUKA atau kata lain yang menggambarkan kemenarikan buku. Narasumber mencontohkan konversi PTK yang telah dirubahnya, Pendahuluan di rubah dengan FENOMENA PEMBELAJARAN TIK yang tentunya berisi mengenai fenomena sebagaimana isi poin latar belakang dalam naskah laporan aslinya ditambah dengan fenomena kekinian agar pentingnya isi buku dapat ditonjolkan sejak awal sehingga pembaca merasa tertarik untuk membaca keseluruhan isi buku. Adapun secara struktur, tidak diperlukan lagi sub bab - sub bab seperti latar belakang, permasalahan, tujuan, manfaat dalam bentuk angka-angka. Fokusnya lebih mengeksplor latar belakang. 

Modifikasi Bab II, Narasumber mencontohkan Bab II dari PTK yang telah disusun sebagai berikut: Susunan bab dan sub bab di atas  telah dirubah oleh narasumber dalam gaya penulisan buku sehingga menjadi beberapa :

Susunan bab dan sub bab di atas dirubah dalam gaya penulisan buku sehingga menjadi beberapa bab, yaitu : 


Modifikasi Bab III, Substansi bab 3 sebenarnya lebih terfokus pada metode, teknik pengumpulan data (instrumen) serta analisis data. Jika berupa PTK berisi langkah-langkah tindakannya. Ada beberapa alternatif yang dapat diterapkan. Benar-benar menghilangkan bab III, menginclude bab 3 di bab 2 atau menarasikan bab 3 di awal bab pembahasan. Menghilangkan bab 3 maksudnya keseluruhan isi bab 3 dihilangkan, sebab bunyi bab 3 sebenarnya bisa dicermati dari isi pembahasannya. Menginclude bab 3 di bab 2 maksudnya konsep pokok terpenting dari bab 3 digabung dalam bab 3. Contohnya :


Modifikasi Bab IV, Bagian ini sejatinya merupakan bagian inti isi buku, sesuai dengan judul buku. Bab IV tidak lagi menggunakan judul Hasil Penelitian dan Pembahasan, namun disesuaikan dengan konteks buku. Judul buku menjadi pilihan sebagai judul Bab IV. Narasumber mencontohkan : Bab VI STRATEGI TIM QUIZ DALAM PEMBELAJARAN TIK. Pada buku bab IV dapat dimasukkan tabel, grafik, foto-foto kegiatan maupun hasil penelitian yang menyatu dalam buku. Bab IV tidak lagi berisi data mentah seperti nilai dari setiap siswa berikut namanya. Foto pun hanya sekedar yang dibutuhkan sebagai pendukung.

Modifikasi Bab V, biasanya diberi judul PENUTUP,  Judul tersebut dapat dipertahankan. Hanya saja, isi bab tidak hanya simpulan dan rekomendasi (saran) saja, namun ditambahkan temuan yang terkait dengan hasil penelitian. Saya pernah mengedit desertasi yang bagian penutupnya komplit terkait dengan implikasi substansi isi buku.

Modifikasi Lampiran, Lampiran yang disertakan hanyalah instrument penelitian atau data matang yang mendukung, bukan data-data mentah.

Ada beberapa hal  yang perlu diperhatikan saat mengkonversi KTI menjadi buku : Pertama, keaslian laporan hasil penelitian. Tindakan Plagiat tidak dibenarkan terlebih karya seperti PTK kadang tidak dicek keasliannya. Namun saat diterbitkan jadi buku, maka penulis harus yakin betul bahwa karya yang akan diterbitkan memang oroginal punya penulis sendiri. Kedua , menghindari kompilasi yang terlalu banyak. Ketiga memilah dan memilih data yang dipublikasikan. Data matang saja yang disajikan agar buku berbobot dan tidak bombastis. Keempat, modifikasi bahasa buku. Hindari pemakaian penanda transisi menurut hal itu sesuai dengan pendapat lebih lanjut si A menyatakan berdasarkan hal tersebut. Termasuk menyebutkan kata penelitian ini, peneliti, bahkan penulis. Kelima, hindari pengambilan sumber kutipan berantai atau pendapat yang kurang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Keenam, wajib menuliskan semua daftar Pustaka yang dipakai sebagai rujukan dalam buku untuk mendukung keabsahan buku. Ketujuh, memperhatikan kaidah penyusunan buku ber-ISBN khususnya jika akan dinilaikan untuk KP sesuai Buku 4 PKB. 

Demikian resume pertemuan ke 4, gelombang 28 Kelas Belajar Menulis Nusantara (KBMN) PGRI dengan narasumber Bapak Eko Daryono, S.Kom, semoga bermanfaat, bagi saya khususnya dan para pembaca pada umumnya. Terimakasih. Salam literasi !!!