Tentu sebagian dari kita berfikir, rasanya tidak mampu untuk punya majalah sendiri. SDM kurang, biaya tidak ada dan dukungan dari sekolah kurang optimal.Itu sama dengan pikiran yang narasumber dan teman-temannya rasakan awal mula berdirinya Kharisma (nama majalah sekolah narasumber)
Awal mula, hanya ada dua orang yang merintis terbitnya majalah sekolah. Satu teman saya sebagai pimred merangkap layouter. Dan saya sebagai pemburu berita merangkap bendahara. Jangan dibayangkan majalah Kharisma diawal seperti saat ini bpk/ibu. Majalah kami hanya berukuran setengah kertas folio. ntuk mencetaknya kami hanya mampu fotokopi. Layout dengan cara gunting dan tempel. Kemampuan menulis apa adanya bukan soalan. Yang kami inginkan hanya berbagi informasi, berita, dan cerita tentang anak didik kami. Akhirnya majalah pertama sekolahnya narasumber bisa sampai ditangan anak-anak didiknya.
Perjalanan Majalah sekolah yang apa adanya tersebut berjalan hingga dua tahun. Tetap dengan dua crew yang bertugas rangkap. Kunci utamanya adalah MAU Ada rintangan, halangan itu hal yg biasa. Apalagi saat mengawali. Berat memang... 😥 Tapi bukan berarti itu TAK MUNGKIN dan TAK ADA SOLUSI Sampai akhirnya harus melepas majalah Kharisma ditahun ke tiga. SDM yang terbatas dan dana menjadi kendala utama.😢
Selama tidur panjang sibuk berbenah. Crew Majalah lengkapi. Mulai dari penasehat, penanggung jawab, pimred, bendahara, editor, layout, hingga 4 orang pemburu berita. Mencari solusi pendanaan selain dari dana BOS. Mempercantik tampilan hingga ke percetakaan. Mempertebal muatan bergizi dari isi majalah. Finally "KHARISMA REBORN" ...💞
Toto Bekasi
Di slide 20 ada istilah ISSBN. Kepanjangannya, apa, Bu?
Jawaban :
Mengacu pada WIKIPEDIA.ISBN (International Standard Book Number) adalah kode pengidentifikasian buku yang bersifat unik. Informasi tentang judul, penerbit, dan kelompok penerbit tercakup dalam ISBN. ISBN terdiri dari deretan angka 13 digit, sebagai pemberi identifikasi terhadap satu judul buku yang diterbitkan oleh penerbit.
Saat ini Isbn diganti QCRBN.
Yaitu :QRSBN (QR Code Standard Book Number) adalah Aplikasi pengidentikasi Buku dengan teknologi terbaru dengan QR Code sebagai pemberi identifikasi unik secara internasional terhadap satu buku maupun produk seperti buku yang diterbitkan oleh penerbit.
Dengan nama lain kode paten bahwa buku itu adalah karya kita yg tdk bisa di ambil atau di bajak orang lain
Pertanyaan 2 :
Mengelola Majalah Sekolah (MS) memang tidak mudah. Betul, diperlukan kemauan kuat. Dan kadang siap apa saja. jika tulisan terlambat datang, kitalah serepnya. Banyak contohnya untuk majalah komunitas semacam ini. Yang nulis itu-itu terus. Tetapi sebenarnya kalau kita punya tabungan naskah, enak. Setidaknya 1,2 penerbitan. Majalah kecilku dulu terbit tiap bulan, jadi sering keponthal-ponthal.Mbak Widia, majalah Sekolah dengan hard cover apa tidak mehong. Apakah Ortu tidak berat membayarnya. wajib kan?
Jawaban :
Memang semua itu harus memiliki seseorang yg menjadi motor suatu organisasi. Yang mendorong, mengompori crew. Tapi kita tidak perlu bersusah payah menulis sendiri. Libatkan SISWA kita untuk ikut serta menulis. Pasti orangtua akan lebih senang anaknya berkarya.
Kita bisa memanage sendiri budget dari majalah kita. Majalah Kharisma terdiri dari 40 hal, dgn 10 hal berwarna. Biaya cetaknya 10 - 11 ribu saja. Jika ingin lebih menekan budget kurangi halamannya, bisa hitam putih tdk perlu warna.
Apakah orangtua tdk keberatan???
Tentu tidak jika mereka paham dan mengerti ttg pentingnya majalah sekolah.
Bahkan ikut promosi dan bangga dgn adanya majalah sekolah. Lebih2 jika foto anaknya terpampang di majalah. Bisa2 satu RT dipamerin semuaðŸ¤
Pertanyaan 3 :
Saya Evridus Mangung- Peserta KBMN 28. Saya tertarik dengan pernyataan awal dari narsum di pembuka diskusi malam ini. Jika ingin menjadi penulis yang produktif maka kuncinya adalah MAU. Pertanyaannya: Bagaimana cara menjembatani dari kondisi TIDAK MAU menjadi MAU MENULIS. Adakah tips yang narsum bisa bagikan kepada kami peserta KBMN 28 untuk mengatasi situasi TIDAK MAU menjadi MAU MENULIS?
Jawaban :
Untuk menjadi MAU, semua berpulang pada diri kita masing2.
Tanyakan pada hati kita, apa yg akan kita torehkan dalam hidup ini?
Apa yang bisa kita berikan pd anak cucu utk mengenang kita?
Niat, dan komitmen.
Itu kuncinya.
Bergabung dgn komunitas menulis akan menjaga niat kita menulis tetap menyala.
Mengutip pernyataan bunda Kanjeng diawal kelas dulu.
Jadikan keinganan mau menulis sebagai suatu kebutuhan.
Jadikan keinginan menulis seperti UDARA, yang akan membuat kita sesak nafas tanpanya.
Jadikan menulis sebagai RENJANA yang membuat kita ketagihan jika tidak menulis.
Pertanyaan 4:
Nama: Indah Ratna Dari Banjarnegara
Saya sangat tertarik dengan materi hari ini, dan ingin mewujudkan Majalah sekolah, kendalanya saya kurang menguasai langkah²nya.
Untuk itu saya mohon bimbingannya, bagaimana langkah atau trik sederhana untuk membuat majalah sekolah yang simpel dan menarik, sehingga harapan nantinya mendapat dukungan dari sekolah, guru dan orang tua siswa.
Jawaban :
LANGKAH LANGKAH MENERBITKAN MAJALAH SEKOLAH
1. Menyatukan ide dan gagasan. Mencari teman-teman yang memiliki jiwa literasi dan
organisasi. Membentuk susunan redaksi majalah
2. Mengajukan Proposal.
Membuat proposal meliputi latar belakang, tujuan, susunan redaksi, anggaran
dana dsbnya.
3. Membuat rancangan majalah. Menentukan nama majalah, isi berita, pendanaan dll.
4. Mencari rekanan pendukung. Percetakan, sponsor dll
5. Melakukan sosialisasi ttg manfaat, pentingnya suatu majalah pada orngtua.
Pertanyaan 5:
Candra dari Jakarta
1. Apakah ketika bunda buat kharisma, majalah itu di gratiskan artinya yg bayar
sekolah atau dari orang tua
2. Berapa banyak halaman ideal sebuah majalah di sekolah
Jawaban :
1. Pada awal terbit majalah dibiayai sekolah. Sekolah mengalokasikan dana BOS
Untuk majalah. Saya sudah pernah cek pada juknis BOS dan ternyata ada list yang
membolehkan kita mengalokasikan dana BOS untuk buku termasuk majalah.
Seiring berjalan waktu orangtua menyadari pentingnya media komunikasi di sekolah.
Mereka bersedia membeli majalah itu.
Tidak mahal pak untuk harga 15.000 dalam waktu 6 bulan sekali.
2. Tebal tipisnya majalah tergantung pada kita. Misalnya tingkatan sekolah.
Semakin tinggi tingkatan sekolah maka bisa ditambah halamannya.
Kharisma sendiri adalah konsumsi anak SD, maka kami lebih banyak menampilkan
foto dan gambar sebagai berita.
Pertanyaan 6 :
Imro'atus Sholihah Asal Jombang Jatim
Bagaimana proses yang mudah untuk mengajukan ISSN/ISSBN ? Apa syarat-syaratnya?
Jawaban :
Untuk Kharisma kemarin sy minta tolong penerbit yg menguruskan. Murah kok hanya sekitar 300 ribu. Syaratnya tentu ada karya sendiri dan surat pernyataan karya sendiri.
Jika ingin mengurus sendiri
1. Mengisi formulir surat pernyataan disertai dengan stempel penerbit dengan
menunjukkan bukti legalitas penerbit atau lembaga yang bertanggung
jawab (akta notaris)
2. Membuat surat permohonan atas nama penerbit (berstempel) untuk buku
yang akan diterbitkan
3.Mengirimkan atau melampirkan fotokopi karya kita
Pertanyaan 7 :
Apa perbedaan majalah sekolah, jurnal, buletin?
Jawaban :
Setahu sy kalau majalah itu ISSN, kalau buku baru ISBN.
Perbedaannya
Majalah
- Ukuran umumnya A4, Letter dan B5 atau F4
- Kertas yang digunakan lebih halus dan tebal (art paper/art carton)
memuat artikel yang berisi topik popular bagi masyarakat umum
Tabloid
- Ukuran umumnya A3
- Kertas yang dipakai lebih kasar dan tipis (kertas koran)
- Cenderung mengangkat artikel tentang gosip, astrologi, berita kriminal
dan olahraga
Buletin
- Ukuran umumnya F4, A5 atau A4
- Kertas yang digunakan lebih halus (art paper)
- memuat artikel yang berisi topik kejadian popular
Waktu pengajuan kami memakai ISBN. karena diedarkan dikalangan
MI Khadijah sendiri
Pertanyaan 9 :
Saya Amin kurniawan
Bun izin bertanya kira kira ongkos cetak per bukunya berapa ya??
Jawaban :
Saat ini 40 halaman, 10 warna 11 ribu.
Hard cover
Pertanyaan 10 :
Assalamualaikum bu Widya, adakah cara yang paling sederhana untuk memulai
membuat majalah sekolah?
Jawaban :
Bisa..
Yang pertama membuat mading
Biasakan mengganti mading secara berkala.
Yang kedua buat buletin saja.
Lebih sempit beritanya dan berita tidak harus terlalu luas. Sehingga tidak terlalu
tebal
Pertanyaan 11 :
Suhaimi Aceh.
Bisakah majalah yang ber ISBN mendapatkan nilai angka kredit.
Minimal sejajar dengan jurnal!
Terimakasih
Jawaban :
Bisa paak.
Pak Catur Pimred Majalah SUARA GURU PGRI pernah menyampaikan ini.
Maklum saya kan bukan PNS pak hadi tidak begitu faham dgn angka kredit. ðŸ¤
Pertanyaan 12 :
Nama:Masringah Asal:Banjarnegara
Ijin bertanya, ibu widya..alhamdulillah sekolah saya sudah punya majalah sekolah baru menerbitkan edisi ke 5 ini sejak thn 2018, ada tim redaksi yang bertugas menulis dan menghimpun berita ttg kegiatan sekolah selama 1 thn berjalan, namun belum mewakili setiap kelas punya rasa memiliki thd majalah tsb. Bagaimana cara yang tepat yang sudah diterapkan bu widya, agar berita yang dimuat di majalah sdh mewakili smua kelas, atau ada tips yg bisa dibagikan majalahnya bisa eksis sdh edisi ke 23..trimaksh.
Berapa harga setelah didistribusikan ke warga sekolah?
Karena majalah saya seharga 30 s.d. 35 rb, kualitas kertas berwarna dan tebal
Jawaban :
Untuk menggugah rasa memiliki kita bisa menggunakan berbagai cara bun.
Libatkan siswa melalui gurunya.
Misalnya guru bhs Indonesia, anak- anak kita akan membuat puisi bebas. 3 Karya terbaik akan kita tampilkan di Majalah sekolah.
Kemudian minta kpn rekan2 guru untuk mendokumentasikan kegiatan belajar yang aktif dan menyenangkan. Tampilkan di majalah. Anak2 pasti suka fotonya ada disitu. Dan tentunya dari rasa senang akan timbul rasa memiliki.
Harga cetak 11 ribu
Harga jual 20.000
Pertanyaan 13 :
Assalamualaikum wr wb.Saya ibu Umatun Nur Islamiyati Magelang.Bagaimana tips dan cara agar bpk ibu guru MI RA BA punya keinginan untuk menulis dan membuat Majalah sekolah dan mading?
Maturnuwun
Membayangkan betapa senangnya guru guru kami di Magelang bisa mendapatkan ilmu dari Ibu Widya dan ibu Emut dan bertemu ibu Widya dan ibu Emut
Jawaban :
Cara ampuh yang bertama adalah pressure...
Bukan tekanan dengan kekerasan ya bun. Campur tangan pimpinan perlu dalam hal ini.
Misalnya kepsek memberi tugas pd gurunya untuk mengisi mading. Setiap kelas diberi tanggung jawab untuk merawat, mengisi mading masing2. Lakukan penilaian mading yg terbaik.
Pertanyaan 14 :
Eka Yulia dari Seruyan.
1. Apakah diawal pembentukan majalah sekolah dulu Bu Widya melakukan
sosialisasi terlebih dahulu? Yang melibatkan pihak sekolah serta ortu siswa/komite
sekolah. Karena ini ada kaitannya dengan dana.
2. Bagaimana kiat atau trik dari majalah kharisna untuk meningkatkan minat guru
dan siswa menulis? Karena di sekolah saya untuk mading saja susahnya minta
ampun. (Promo dan anjuran sudah luar biasa loh, sampai ada reward dari
perpustakaan).
Jawaban :
1. Ya betul, kami membuat proposal dulu. Kita ajukan pd yayasan, kepsek, komite.
Setelah itu sosialisasi dgn mereka. Setelah itu sosialisasi dgn orngtua
2. Minat itu ibarat air, harus ada kincir angin yg menggerakkan. Butuh motor
untuk membuat air itu bergerak.
Jangan pernah menyerah itu kuncinya
Pertanyaan 15 :
Farida Kabupaten Musi Rawas
Assalamu'alaikum Bunda Widya perjalanan memulai hingga dapat menerbitkan majalah sekolah yg disampaikan Bu Wid sangat memotivasi saya, karena di sekolah saya belum ada majalah sekolah. Kalaupun saya berniat mau menerbitkan majalah, saya masih ragu, karena saya tidak mungkin berjalan sendiri.
Pertanyaan saya Bagaimana cara meminta persetujuan kepala sekolah dan minta bantuan rekan guru?
Jawaban
Jika ibu benar berminat yg pertama tanyakn pada hati ibu. Wahai hati siapkah kita berjuang?
Jika hati sudah kuat mulailah mencari rekan sejiwa, yg betul2 cinta literasi.
Diskusi dgn kepsek apa visi, misi, dan manfaat majalah.
Lanjut tuangkan dalam proposal agar jelas
Pertanyaan 16 :
Saya Dewi dari Seruyan Kalteng. materi malam ini sangat mengunggah saya utk bisa mengikuti jejak ibu, dan kebetulan kami baru membentuk komunitas menulis di sekolah saya. Pertanyaan saya Kendala apa aja yg ibu hadapi saat awal merintis pembuatan majalah ini dan kiat menghadapinya, kemudian apa yang harus kita lakukan agar ada daya tarik dari sekitar untuk bisa mendukung kita mewujudkan majalah ini.
Jawaban :
Masalahnya
SDM dan SUMBER DANA
Solusi
✅Niat yang kuat
✅pantang menyerah
✅komitmen
✅doa
Agar berdaya tarik, jadikan majalah kita sbg magnet. Beritanya bergizi, akurat dan dibutuhkan pembaca
Pertanyaan 17 :
Assalamu'alaikum, Yulis setyaningsih ijin bertanya Bagaimana kita tahu tulisan kita atau majalah kita bisa diterima atau tidak? Maksudnya layak utk menjadi majalah sekolah
Jawaban :
Jadikan siswa dan rekan guru kita sbg sample pertama. Minta pendapat dari mereka. Insyaallah akan ada bnyk masukan untuk menjadi layak
Pertanyaan 18 :
Assalamualaikum, saya bu yuni dari kab bekasi, terimakasih infonya memgispirasi, mau bertanya jika mau membuat majalah online apakah langkah2nya sama dengan majalah offline, baiknya terbit brp kali dalam setahun jika online, jika majalah yang mau dibuat misal khusus unk guru pai bagaimana tipsnya agar diminati dan mau dibeli atau mau berpartisipasi mengisi majalahnya terimakasih
Jawaban :
Pada saat pandemi kbm dionlinekan.
Akhirnya kami berpikir majalah kami online juga.
Langkahnya sama bun. Hanya tdk perlu di cetak.
Bisa bentuk pdf kita kirim ke wa grup kelas, di website sekolah, atau medsos lainnya.
Terbit setahun 2 kali. Mengingat kita adalah guru dgn kesibukan yg tdk sedikit.
Agar diminati berarti harus bermanfaat.
Diskusikan pentingnya berbagi ilmu lewat majalah sbg sarana mencapai ilmu yg bermanfaat
Sesi tanya jawab diakhiri dengan closing statement dari nara sumber
Sahabat penulis, kita tidak akan tahu seberapa besar kemampuan kita sebelum kita mencoba menghadapi kesulitan.
Tuangkan rasa cinta pada lembaga kita dengan membuat sekolah kita popular dgn hadirnya majalah sekolah.
Teruslah berjuang...
Akan ada tangan2 orang baik yang akan menguatkan langkah kita...
Demikian resume ke 11 kali ini, mudah-mudahan ada manfaatnya
Salam literasi !